Jumat 18 Mar 2022 05:45 WIB

Presiden Ukraina: Dunia Harus Akui Rusia Telah Jadi Negara Teroris

Zelenskyy sebut dunia harus secara resmi mengakui Rusia telah menjadi negara teroris

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan dunia akhirnya harus secara resmi mengakui bahwa Rusia telah menjadi negara teroris
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan dunia akhirnya harus secara resmi mengakui bahwa Rusia telah menjadi negara teroris

REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy pada Rabu (16/3/2022) malam menegaskan kembali pentingnya kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina di tengah pembicaraan damai yang sedang berlangsung dengan Rusia.

“Prioritas saya dalam negosiasi sangat jelas: akhiri perang, jaminan keamanan, kedaulatan, pemulihan integritas teritorial, jaminan nyata bagi negara kami, perlindungan nyata bagi negara kami,” kata Zelenskyy dalam pesan video yang dirilis Kepresidenan Ukraina.

Zelenskyy juga meminta tentara Rusia meletakkan senjata untuk mendapatkan kesempatan untuk bertahan hidup. “Letakkan senjatamu. Itu lebih baik daripada mati di medan perang, di tanah kami,” ucap Zelenksyy.

Menggarisbawahi bahwa Rusia terus melakukan kejahatan perang di Ukraina, Zelenskyy mengatakan: “Ekonomi Rusia masih mampu mempertahankan mesin militer mereka.”

“Dunia akhirnya harus secara resmi mengakui, Rusia telah menjadi negara teroris,” kata  Zelenskyy.

Dia mendesak masyarakat internasional menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia dan memberikan lebih banyak dukungan kepada Ukraina untuk menghentikan pendudukan Rusia.

Perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menarik kecaman internasional, menyebabkan pembatasan keuangan di Moskow dan mendorong eksodus perusahaan global dari Rusia

Setidaknya 726 warga sipil telah tewas dan 1.174 terluka di Ukraina sejak awal perang, menurut PBB. Lebih dari 3 juta orang juga telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, kata badan pengungsi PBB.

 

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/presiden-ukraina-uraikan-tuntutan-dalam-negosiasi-dengan-rusia/2537746
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement