REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Yunani menolak memberikan sistem pertahanan udara ke Ukraina, menurut laporan media lokal pada Kamis (17/3). Athena, yang dihubungi Ukraina melalui saluran informal, memberi tahu Kiev bahwa mereka tidak dapat menyediakan senjata, termasuk sistem pertahanan udara TOR M-1 jarak pendek dan OSA-AK buatan Rusia, lapor harian Yunani, Kathimerini.
Mengutip "sumber-sumber Yunani yang kompeten", media Yunani itu mengatakan sistem tersebut, meskipun lama, masih melayani beberapa kebutuhan pertahanan udara Yunani, oleh karena itu ekspor mereka dikecualikan. Demikian juga, harian itu mengatakan, “transfer sistem pertahanan udara jarak jauh S-300 buatan Rusia, yang disimpan di Pulau Kreta, tidak mungkin.”
Setelah transfer awal AK-47 Kalashnikov dan peluncur roket ke Ukraina, Yunani sekarang mengikuti garis Uni Eropa (UE) yang lebih luas, yang berfokus pada solusi diplomatik untuk perang Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, menurut Kathimerini.
Perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menarik kecaman internasional, menyebabkan pembatasan keuangan di Moskow dan mendorong penarikan perusahaan global dari Rusia.
Setidaknya 780 warga sipil telah tewas dan 1.252 terluka di Ukraina sejak awal perang, menurut PBB, yang mencatat kondisi di lapangan membuat sulit untuk memverifikasi jumlah sebenarnya. Hampir 3,17 juta orang juga telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, kata badan pengungsi PBB.