REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping melakukan percakapan via video streaming dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat malam untuk membahas hubungan bilateral dan isu yang menjadi perhatian bersama, terutama krisis Ukraina. Xi mengatakan, apa yang terjadi Ukraina bukanlah hal diinginkan.
"Krisis Ukraina itu bukanlah sesuatu yang ingin kita lihat," kata Xi sebagaimana keterangan pers Kementerian Luar Negeri China yang diterima Antara.
Menurut dia, konflik dan konfrontasi bukanlah kepentingan siapa pun, justru perdamaian dan keamanan menjadi sesuatu yang paling berharga bagi segenap komunitas internasional."Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dua pemimpin ekonomi dunia ini seharusnya tidak hanya menjadi contoh hubungan yang baik China-AS, melainkan juga memikul tanggung jawab bersama pada dunia internasional demi terpeliharanya perdamaian," usul Xi.
Xi telah beberapa kali melakukan percakapan jarak jauh dengan Biden. Percakapan pada Jumat malam itu merupakan yang pertama kali pada tahun ini. Kedua presiden itu belum pernah bertemu kecuali ketika Biden masih menjabat Wakil Presiden AS saat melakukan kunjungan kenegaraan ke China pada 2013.
Kepada Biden, Xi menambahkan bahwa tren perdamaian dan pembangunan sedang menghadapi berbagai tantangan serius sehingga situasi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Seperti prediksi beberapa pengamat bahwa percakapan tersebut belum memberikan kemajuan secara signifikan dalam mengatasi konflik Rusia-Ukraina.
Beijing tampaknya tidak memberikan dukungan penuh, tetapi juga tidak secara tegas menentang.AS dan Barat sangat berharap China bisa menekan Rusia agar menghentikan invasi ke Ukraina. Namun beberapa jam sebelum percakapan kedua kepala negara itu dimulai, pejabat China menyatakan bahwa China tidak ingin diancam atau dipaksa dalam menyikapi krisis Ukraina.