REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- China dan Amerika Serikat (AS) harus “memikul bagian tanggung jawab internasional mereka” untuk menjaga perdamaian dan ketenangan dunia, kata Presiden China Xi Jinping kepada presiden AS pada Jumat (18/3/2022)
Setelah melakukan pertemuan virtual selama hampir dua jam antara kedua presiden, sebuah pernyataan dari pemerintah China mengatakan kedua belah pihak sepakat bahwa pertemuan itu berlangsung "konstruktif."
Xi mengatakan AS dan NATO harus berbicara dengan Rusia untuk "mengatasi inti dari krisis Ukraina," menurut pernyataan itu.
Berbicara tentang sanksi Barat terhadap Rusia, Xi mengatakan, “Sanksi yang menyapu dan membabi buta hanya akan membuat rakyat menderita. Jika semakin meningkat, mereka dapat memicu krisis serius dalam ekonomi global dan perdagangan, keuangan, energi, makanan, dan industri dan rantai pasokan, melumpuhkan ekonomi dunia yang sudah lesu dan menyebabkan kerugian yang tidak dapat dibatalkan.”
Beijing telah menahan diri untuk tidak mengutuk perang Rusia di Ukraina dan sebaliknya menekankan dialog dan solusi damai untuk krisis tersebut.
"Apa pun situasinya, selalu ada kebutuhan akan keberanian politik untuk menciptakan ruang bagi perdamaian dan memberikan ruang bagi penyelesaian politik," kata Xi.
Perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menarik kecaman internasional, menyebabkan pembatasan keuangan terhadap Moskow, dan mendorong penarikan perusahaan global dari Rusia.
Setidaknya 816 warga sipil tewas dan 1.333 terluka di Ukraina sejak awal perang, kata PBB, sambil mencatat bahwa angka itu sebenarnya mungkin lebih tinggi.
Lebih dari 3,27 juta orang juga telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, kata badan pengungsi PBB.
Xi mengatakan bahwa dunia “tidak tenang atau stabil.”
“Krisis Ukraina bukanlah sesuatu yang ingin kita lihat. Peristiwa itu sekali lagi menunjukkan negara-negara tidak boleh sampai pada titik pertemuan di medan perang,” kata presiden China itu, seraya menambahkan bahwa konflik dan konfrontasi “bukan kepentingan siapa pun.”
Dia mengatakan perdamaian dan keamanan adalah “yang paling dihargai oleh komunitas internasional.”
Presiden China mengatakan para pemimpin negara-negara besar “perlu memikirkan cara mengatasi masalah global dengan benar dan mengingat stabilitas global serta pekerjaan dan kehidupan miliaran orang.”
Xi mengakui bahwa “perbedaan antara China dan AS akan tetap ada.”
“Yang penting adalah menjaga perbedaan seperti itu tetap terkendali. Hubungan yang terus berkembang adalah kepentingan kedua belah pihak,” kata dia kepada Biden.
Menurut Kementerian Luar Negeri China, kedua presiden "mengarahkan tim mereka untuk segera menindaklanjuti dan mengambil tindakan nyata untuk mengembalikan hubungan China-AS ke jalur perkembangan yang stabil, dan melakukan upaya masing-masing untuk penyelesaian yang tepat dari krisis Ukraina."