Sabtu 19 Mar 2022 20:08 WIB

Zelenskyy: Terus Serang Ukraina, Rusia akan Merugi Beberapa Generasi

Zelenskyy menuduh Rusia sengaja menciptakan bencana kemanusiaan.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
 Dalam gambar dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina dan diposting di Facebook, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada anggota Kongres AS dari Kyiv, Ukraina, pada Rabu, 16 Maret 2022. Zelenskyy memanggil memori Pearl Harbor dan 11 September 2001, serangan teror dalam menarik Kongres AS untuk berbuat lebih banyak untuk membantu perjuangan Ukraina melawan Rusia. Presiden Joe Biden mengatakan AS mengirim lebih banyak senjata anti-pesawat, anti-armor, dan drone.
Foto: AP/Ukrainian Presidential Press Off
Dalam gambar dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina dan diposting di Facebook, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada anggota Kongres AS dari Kyiv, Ukraina, pada Rabu, 16 Maret 2022. Zelenskyy memanggil memori Pearl Harbor dan 11 September 2001, serangan teror dalam menarik Kongres AS untuk berbuat lebih banyak untuk membantu perjuangan Ukraina melawan Rusia. Presiden Joe Biden mengatakan AS mengirim lebih banyak senjata anti-pesawat, anti-armor, dan drone.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia berusaha membuat kota-kota di Ukraina kelaparan agar mau tunduk. Sayangnya, Zelenskyy memperingatkan apabila invasi  berlanjut maka akan merugikan Rusia selama beberapa generasi.

Seperti dilansir dari AP News, Sabtu (19/3), Zelenskyy menuduh Kremlin sengaja menciptakan bencana kemanusiaan. Dia juga meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bertemu dengannya guna mencegah lebih banyak pertumpahan darah terjadi.

Baca Juga

Zelenskyy mengatakan acara Jumat lalu di Moskow itu menggambarkan pertaruhan konflik darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

“Bayangkan sendiri bahwa di stadion di Moskow itu ada 14 ribu mayat dan puluhan ribu lainnya terluka dan cacat,” kata pemimpin Ukraina itu, berdiri di luar kantor kepresidenan di ibukota, Kyiv. “Itu adalah biaya Rusia selama invasi,” tegasnya.

Demonstrasi pada Jumat lalu, digelar dengan pengibaran bendera peringatan pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014 dari Ukraina. Lagu-lagu patriotik seperti "Made in the USSR” juga dinyanyikan dan Putin memuji pasukan militer negaranya selama acara itu. “Kami sudah lama tidak memiliki persatuan seperti ini,” kata Putin kepada kerumunan yang bersorak-sorai.

Unjuk rasa itu terjadi saat Rusia menghadapi kerugian yang lebih besar dari perkiraan di medan perang dan pemerintahan yang semakin otoriter di dalam negeri. Polisi Rusia telah menahan ribuan pengunjuk rasa antiperang.

Pertempuran berkecamuk di berbagai front di Ukraina lebih dari tiga minggu setelah invasi Rusia pada 24 Februari Pinggiran kota barat laut Kyiv seperti Bucha, Hostomel, Irpin dan Moshchun diserang pada Sabtu, dan Kota Slavutich, yang terletak 165 kilometer (103 mil) utara ibukota benar-benar terisolasi.

Militer Rusia melaporkan Sabtu bahwa mereka telah menggunakan rudal hipersonik terbarunya untuk pertama kalinya dalam pertempuran. Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov, mengatakan rudal Kinzhal menghancurkan gudang bawah tanah yang menyimpan rudal Ukraina dan amunisi penerbangan di wilayah Ivano-Frankivsk barat Ukraina.

Rusia mengatakan Kinzhal, yang dibawa oleh jet tempur MiG-31, memiliki jangkauan hingga 2.000 kilometer dan terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara.

Seorang pejabat militer Ukraina mengkonfirmasi serangan rudal pada Jumat (18/3) di sebuah gudang militer di pemukiman Delyatyn di wilayah Ivano-Frankivsk. Tetapi dia mengatakan kepada surat kabar Ukrainskaya Pravda pada Sabtu (19/3), bahwa pihak berwenang belum memverifikasi jenis rudal yang digunakan.

Konashenkov mengatakan pasukan Rusia juga menggunakan sistem rudal anti-kapal Bastion untuk menyerang fasilitas militer Ukraina di dekat pelabuhan Laut Hitam Odesa. Rusia pertama kali menggunakan senjata itu selama kampanye militernya di Suriah pada 2016.

“Pejabat Ukraina dan Rusia sepakat untuk membangun 10 koridor kemanusiaan untuk membawa bantuan dan penduduk keluar dari Mariupol dan beberapa di sekitar Kyiv dan di wilayah timur Luhansk,” kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk Sabtu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement