Ahad 20 Mar 2022 09:11 WIB

Turki Berhenti Ekspor Minyak Goreng untuk Stabilkan Harga

Gangguan rantai makanan akibat invasi Rusia buat Turki setop ekspor minyak.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Turki untuk sementara waktu melarang ekspor bahan makanan, termasuk ekspor minyak sayur dan minyak goreng.
Foto: dok: Bertolli
Turki untuk sementara waktu melarang ekspor bahan makanan, termasuk ekspor minyak sayur dan minyak goreng.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Dinas Pertanian Luar Negeri Departemen Pertanian AS (FAS) melaporkan Turki untuk sementara waktu melarang ekspor bahan makanan. Upaya ini untuk menstabilkan kondisi pasar lokal dan menjaga harga agar tidak naik lebih jauh.

Pedagang Turki menggunakan gudang di pelabuhan utama untuk menyimpan biji-bijian, minyak sayur, dan produk pertanian lainnya yang bersumber dari negara ketiga. "Pedagang memutuskan apakah akan menjual komoditas ini kepada pembeli di Turki atau mengirimkan produk ke pasar ketiga, tergantung pada harga yang ditawarkan di lokasi masing-masing,” kata FAS.

Baca Juga

Turki telah menghentikan ekspor biji-bijian, minyak sayur, minyak goreng, dan komoditas pertanian lainnya. Pasokan yang ada telah ditahan di gudang di pelabuhan Turki.

Kementerian Pertanian dan Kehutanan Turki, dikutip dari WorldGrain, Ahad (20/3/2022), telah menghentikan ekspor langsung minyak goreng, pengiriman minyak zaitun curah, margarin, lentil merah, dan kacang kering. Inflasi makanan semakin tinggi dan ada kekhawatiran yang berkembang tentang gangguan rantai pasokan domestik dari perang di Ukraina. Turki sangat bergantung pada biji-bijian, minyak biji-bijian, dan minyak bunga matahari dari Ukraina dan Rusia.

"Pemerintah mengharapkan pembatasan ekspor terbaru serta penghapusan bea masuk pada komoditas tertentu akan mengatasi kenaikan inflasi pangan," kata FAS.

Masalah kekurangan pasokan ini pun dikabarkan terjadi di Jerman. Laporan I Am Expat menyatakan rak-rak di supermarket mulai kosong dengan hilangnya minyak goreng dan tepung. Warga mulai menimbun barang-barang tersebut dengan kabar perang di Ukraina yang belum juga selesai dan bisa berdampak kepada pasokan bahan makanan di Jerman.

"Kami telah melihat ada kekurangan minyak nabati," kata juru bicara dari supermarket Jerman Real kepada Welt.

Asosiasi Federal Perdagangan Pangan Jerman (BVLH) telah meminta warga untuk tidak panik dalam membeli kebutuhan harian itu. "Seperti pada awal krisis virus corona, [kita harus] bertindak dalam solidaritas satu sama lain dan hanya membeli produk dalam jumlah normal," ujar juru bicara Christian Bottcher.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement