Senin 21 Mar 2022 11:45 WIB

Ukraina Tolak Menyerahkan Kota Mariupol yang Terkepung kepada Rusia

Ukraina menolak ultimatum Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhan Mariupol.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Alexander Ermochenko/REUTERS
Alexander Ermochenko/REUTERS

Ukraina pada hari Senin (21/03) menolak ultimatum Rusia untuk menyerahkan kota Mariupol, di mana penduduk di sana dikepung dengan sedikit makanan, air, dan listrik. Hingga kini pertempuran di kota itu belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

"Tidak ada pertanyaan tentang menyerah, meletakkan senjata," ujar Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada Senin (21/03). "Kami telah memberi tahu Rusia tentang ini."

Rusia pada Minggu (20/03) malam meminta pasukan Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata sebelum hari Senin (21/03) pagi, dengan mengatakan "bencana kemanusiaan yang mengerikan" sedang berlangsung. Mereka mengatakan para pasukan Ukraina yang menyerah dijamin dalam keluar dari kota pelabuhan itu dengan aman. Rusia juga mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan pada hari Senin (21/03) pagi waktu setempat.

"Kami menyerukan unit Angkatan Bersenjata Ukraina, batalion pertahanan teritorial, tentara bayaran asing untuk menghentikan permusuhan, meletakkan senjata mereka, dan di sepanjang koridor kemanusiaan yang disepakati dengan pihak Ukraina, memasuki wilayah yang dikendalikan oleh Kyiv," kata Mikhail Mizintsev, Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia.

Mariupol jadi salah satu kota yang digempur pasukan Rusia sejak invasi pada 24 Februari lalu. Dilaporkan sekitar 400.000 penduduknya terjebak dengan sedikit makanan, air, dan listrik.

Vereshchuk mengatakan lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada hari Minggu (20/03), lebih dari setengahnya dari Mariupol. Dia mengatakan pemerintah berencana mengirim hampir 50 bus ke sana pada hari Senin (21/03) untuk evakuasi lebih lanjut.

Rusia dan Ukraina telah membuat kesepakatan sepanjang perang di koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil, tetapi keduanya saling menuduh sering melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan itu.

Ledakan di Kyiv

Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan telah terjadi sejumlah ledakan di distrik Podilskyi di ibu kota Kyiv. Sedikitnya satu orang dilaporkan tewas.

Klitschko memposting foto di Twitter yang menunjukkan api berkobar dan jalan dipenuhi puing-puing.

Wali Kota mengatakan personel layanan darurat berada di lokasi dan kebakaran di sebuah pusat perbelanjaan sedang dipadamkan.

UNHCR: 10 juta orang Ukraina mengungsi

Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan sedikitnya 902 warga sipil telah tewas pada Sabtu (19/03), meskipun jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.

Sementara badan pengungsi PBB, UNHCR, pada hari Minggu (20/03) mengatakan sekitar 10 juta warga Ukraina telah mengungsi, termasuk sekitar 3,4 juta orang yang telah pergi ke negara-negara tetangga seperti Polandia.

Serikat Polisi Jerman mengatakan jumlah orang yang tiba di Jerman yang melarikan diri dari perang di Ukraina melebihi 210.000 pengungsi perang yang terdaftar secara resmi.

"Kami berasumsi bahwa jumlah kasus yang tidak dilaporkan berkali-kali lebih tinggi dari itu," kata Manuel Ostermann, Wakil Ketua Serikat Polisi Jerman, seraya menambahkan bahwa tidak ada kontrol di perbatasan.

rap/ha (Reuters, AFP)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement