Senin 21 Mar 2022 22:12 WIB

Ukraina tak Bisa Pantau Tingkat Radiasi Nuklir Chernobyl

pasukan Rusia merebut kendali wilayah di sekitar PLTN Chernobyl Ukraina

Red: Nur Aini
 FILE - Sebuah korsel yang ditinggalkan di taman terlihat kota hantu Pripyat dekat dengan pembangkit nuklir Chernobyl, Ukraina, pada 15 April 2021. Di antara perkembangan yang paling mengkhawatirkan pada hari yang sudah mengejutkan, ketika Rusia menginvasi Ukraina pada hari Kamis, adalah peperangan di pembangkit nuklir Chernobyl, di mana radioaktivitas masih bocor dari bencana nuklir terburuk dalam sejarah 36 tahun lalu.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
FILE - Sebuah korsel yang ditinggalkan di taman terlihat kota hantu Pripyat dekat dengan pembangkit nuklir Chernobyl, Ukraina, pada 15 April 2021. Di antara perkembangan yang paling mengkhawatirkan pada hari yang sudah mengejutkan, ketika Rusia menginvasi Ukraina pada hari Kamis, adalah peperangan di pembangkit nuklir Chernobyl, di mana radioaktivitas masih bocor dari bencana nuklir terburuk dalam sejarah 36 tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Tingkat radiasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl berisiko meningkat karena sistem pemantau radiasi dan pemadam kebakaran hutan tidak berfungsi, kata Energoatom, perusahaan nuklir negara Ukraina, Senin (21/3/2022).

Segera setelah melancarkan invasi di Ukraina pada 24 Februari, pasukan Rusia merebut kendali wilayah di sekitar PLTN tak berfungsi yang pernah mengalami kecelakaan nuklir terburuk di dunia pada 1986. Akibat pendudukan itu, sistem yang memonitor tingkat radiasi dalam zona terlarang seluas 30 km di hutan sekitar pembangkit saat ini tidak berfungsi, kata Energoatom lewat sebuah pernyataan.

Baca Juga

"Tak ada data tentang status polusi radiasi dari lingkungan zona terlarang, sehingga tak mungkin bisa merespons ancaman," kata perusahaan itu.

Energoatom mengatakan kebakaran hutan musiman, yang lebih sering terjadi di musim semi dan panas, membawa ancaman tersendiri karena petugas pemadam kebakaran di zona itu tak bisa bekerja.

"Tingkat radiasi di zona terlarang dan sekitarnya, yang tak hanya mencakup Ukraina tapi juga negara-negara lain, bisa memburuk secara signifikan," kata perusahaan itu.

Terlepas dari keberadaan pasukan Rusia, petugas lokal terus bekerja di fasilitas limbah radioaktif Chernobyl, meski khawatir mengalami kelelahan akibat tidak adanya petugas baru untuk bekerja secara bergiliran. Pada Ahad (21/3/2022), pengawas nuklir PBB mengatakan sejumlah staf baru sudah datang sehingga separuh dari jumlah petugas bisa meninggalkan Chernobyl.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement