Senin 21 Mar 2022 23:04 WIB

Kasus Covid-19 Meningkat di Eropa Jadi Peringatan bagi AS

Ahli sebut AS belum mencapai fase endemi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Warga mengambil paket daging dan sayuran yang didistribusikan di Masbia of Flatbush food Pantry, Brooklyn, New York, AS.
Foto: EPA
Warga mengambil paket daging dan sayuran yang didistribusikan di Masbia of Flatbush food Pantry, Brooklyn, New York, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus dan kematian akibat Covid-19 telah menurun di AS, tetapi tanda-tanda peringatan dan peningkatan di negara lain mendorong para ahli AS untuk menganggap serius varian baru BA.2. Ahli memperingatkan bahwa Amerika belum mencapai fase endemi.

Ahli mengingatkan untuk bersiap akibat lonjakan atau varian berikutnya, entah itu BA.2 atau varian berbeda. Meskipun belum jelas apakah BA.2, atau turunan dari Omicron ini akan menyebabkan lonjakan setelah wabah Omicron, itu menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan, seperti halnya varian sekandungnya, BA .1.

Baca Juga

“Saya tidak akan terkejut jika dalam beberapa minggu ke depan kita melihat sedikit penurunan atau bahkan mungkin peningkatan,” kata Fauci kepada podcast ABC News Start Here, seperti dilansir dari The Guardian, Senin (21/3/2022).

Di Inggris, infeksi tidak terlalu mengakibatkan serangan penyakit parah. Belum jelas itu akan mengarah ke lonjakan lain di AS, lonjakan kecil atau bahkan lonjakan sedang, karena ada banyak hal lain yang terjadi saat ini.

Beberapa negara di Eropa melihat lonjakan lain dan indikator awal, seperti pemantauan air limbah, menunjukkan bahwa kasus mungkin mulai meningkat kembali di AS. Tetapi tidak jelas apakah alasan lonjakan itu karena peningkatan transmisibilitas atau kemampuan virus menghindari kekebalan maupun pelonggaran protokol kesehatan.

“Itu benar-benar sulit untuk dijawab secara pasti, karena semuanya terjadi pada saat yang sama,” kata Aris Katzourakis, seorang profesor yang berspesialisasi dalam evolusi virus di Oxford University. 

Para ilmuwan mengamati BA.2 dengan cermat untuk mencari tanda-tanda bahwa BA.2 mahir dalam infeksi ulang setelah serangan sebelumnya dengan Covid.

“Itu adalah pertanyaan ilmiah yang paling penting dan menantang saat ini di bidang epidemiologi Sars-CoV-2,” kata Samuel Scarpino, ahli epidemiologi matematika dan direktur pelaksana pengawasan patogen di Rockefeller Foundation’s Pandemic Prevention Institute, seperti dikutip dari The Guardian.

Scarpino melihat tanda-tanda yang mengarah pada lonjakan BA.2 di AS, tetapi apa yang terlihat di Eropa baru saja mulai terjadi selama satu setengah pekan terakhir. Jadi, ini masih awal, yang berarti ada banyak ketidakpastian.

Sebagian besar populasi memiliki tingkat perlindungan yang sangat berbeda, baik dari vaksinasi atau dari infeksi sebelumnya, yang mungkin telah terjadi satu atau dua tahun lalu dan mulai memudar. Hanya 44 persen dari populasi AS yang telah mendapat booster.

Tetap akan ada varian lain yang mengkhawatirkan, bahkan jika BA.2 gagal menciptakan lonjalan. Publik dinilai hanya perlu menyadari hal ini ahli punya rencana untuk merespons untuk memastikan bahwa tidak akan ada krisis kembali.

Namun pemerintahan Biden telah mengumumkan bahwa mereka kehabisan dana Covid, yang dapat menciptakan kesenjangan besar dalam kemampuan untuk menanggapi varian ini dan lainnya.

Beberapa ahli berasumsi bahwa virus pasti akan berevolusi menjadi lebih ringan. “Itu bermasalah,” kata Katzourakis, yang juga menulis tentang bahaya virus endemik. 

Virus ini masih melonjak di luar kendali, dan kita tidak tahu apa dan kapan itu akan terjadi selanjutnya. “Endemis” juga tidak berarti “aman”, kata Scarpino.

Virus endemik, seperti influenza, juga bermutasi secara teratur untuk menciptakan epidemi atau bahkan pandemi. Semakin banyak virus beredar tak terkendali dalam populasi, semakin tinggi peluang varian lain yang akan merusak harapan manusia.

Kekhawatiran terbesar sekarang adalah para pejabat tampaknya melepaskan kendali atas virus tersebut. Itulah salah satu alasan mengapa memantau virus dengan cermat masih penting bahkan jika virus sudsh tertanam dalam populasi manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement