REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada Selasa (22/3/2022), menyarankan agar sekutu dekat China dan negara-negara Islam menengahi konflik Rusia-Ukraina dan mencoba melakukan gencatan senjata. Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengadakan Sidang ke-48 Dewan Menteri Luar Negeri, yang dihadiri lebih dari 600 delegasi, termasuk Menteri Luar Negeri China Wang Yi sebagai tamu istimewa, di ibu kota Pakistan, Islamabad.
"Bolehkah saya menyarankan agar OKI selama diskusinya dengan para menteri luar negeri, kita harus memikirkan bagaimana bagaimana kita bisa menengahi, bagaimana kita bisa mewujudkan gencatan senjata," kata Khan dalam pertemuan itu.
"Saya ingin membahas bagaimana, mungkin OKI bersama dengan China, kita semua dapat turun tangan dan mencoba menghentikan konflik yang akan terjadi ini, jika terus seperti ini, itu akan memiliki konsekuensi besar bagi seluruh dunia," katanya.
Menurut sebuah pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri China, China dan Pakistan menggemakan kekhawatiran tentang efek limpahan sanksi sepihak di Rusia. Beijing tidak mengutuk invasi Moskow ke Kiev, meskipun telah menyatakan keprihatinan tentang perang. Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan sebelumnya, bahwa sanksi Barat terhadap Rusia semakin semakin keterlaluan.
Khan berada di Moskow untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin pada hari pasukan Rusia memasuki Ukraina. Pakistan telah menyatakan keprihatinan tentang dampak invasi tetapi tidak menentang tindakan tersebut. Islamabad memilih abstain dari pemungutan suara Majelis Umum PBB yang mengutuk agresi Rusia terhadap Ukraina.