Rabu 23 Mar 2022 19:05 WIB

Jepang Cabut Peringatan Hemat Energi

Pemerintah Jepang berhasil mencegah pemadaman listrik yang serius.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Foto udara ini menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di kota Okuma, prefektur Fukushima, utara Tokyo Kamis, 17 Maret 2022. Gempa bumi dahsyat melanda di lepas pantai Fukushima di Jepang utara pada Rabu malam, menghancurkan perabotan, mematikan listrik dan membunuh beberapa orang. Tsunami kecil mencapai pantai, tetapi peringatan berisiko rendah dicabut pada Kamis pagi.
Foto: Kyodo News via AP
Foto udara ini menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di kota Okuma, prefektur Fukushima, utara Tokyo Kamis, 17 Maret 2022. Gempa bumi dahsyat melanda di lepas pantai Fukushima di Jepang utara pada Rabu malam, menghancurkan perabotan, mematikan listrik dan membunuh beberapa orang. Tsunami kecil mencapai pantai, tetapi peringatan berisiko rendah dicabut pada Kamis pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mencabut peringatan darurat untuk hemat energi listrik pada Rabu (23/3/2022), karena pasokan telah stabil. Sehari sebelumnya pemerintah Jepang memperingatkan kemungkinan pemadaman listrik setelah terjadi gempa bumi pekan lalu.

Peringatan darurat itu dicabut pada pukul 11.00 waktu setempat. Sebelumnya pada Selasa (22/3/2022) pemerintah mengeluarkan seruan mendesak untuk menghemat energi. Seruan ini ditanggapi oleh bisnis dan rumah tangga dengan meredupkan lampu dan mematikan termostat.

Baca Juga

Tokyo Electric Power Co memperingatkan sebanyak 3 juta rumah tangga dapat mengalami pemadaman listrik pada Selasa malam. Namun pemerintah Jepang berhasil mencegah pemadaman listrik yang serius.

“Kami tidak mencapai target (hemat energi) antara pukul 08.00 hingga 15.00, dan kami merasa situasinya berisiko. Karena itu kami meminta bantuan dari Kementerian Perdagangan dan meminta menteri untuk melakukan langkah-langkah penghematan energi lebih," kata seorang pejabat Tepco yang berbicara dengan syarat anonim.

"Kami dapat mencapai tingkat ini (penghematan energi) mulai pukul 15:00 karena semua orang menanggapi permohonan untuk mengurangi penggunaan energi, dan yang kami rasakan saat ini hanyalah rasa terima kasih," kata pejabat itu menambahkan.

Peringatan serupa telah dikeluarkan untuk wilayah timur laut  oleh Tohoku Electric Power Co. Tetapi peringatan itu dicabut pada Selasa malam.

Gempa berkekuatan 7,4 pada pekan lalu di lepas pantai timur laut, telah memutus aliran listrik ke sekitar 2 juta rumah tangga, termasuk ratusan ribu di ibu kota, Tokyo. Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno sebelumnya meminta warga di Jepang timur yang terkena dampak krisis listrik untuk menghemat energi.

"Kami meminta kerja sama Anda, seperti dengan menyetel termostat Anda sekitar 20 derajat Celcius (68 Fahrenheit) dan mematikan lampu yang tidak perlu," kata Matsuno dalam konferensi pers.

Matsuno menambahkan bahwa, permintaan untuk menghemat energi hanya berlaku sementara. Karena cuaca membaik, dan penambahan lebih banyak pembangkit listrik tenaga surya.

"Saya sering menggunakan pemanas sehingga saya akan mencoba untuk menghemat energi," kata seorang mahasiswa, Shuntaro Ishinabe kepada Reuters.

Gempa yang terjadi pekan lalu menyebabkan enam pembangkit termal tidak beroperasi di area cakupan Tepco dan Tohoku Electric Power Co. Gempa juga menyebabkan kerusakan peralatan, sehingga tidak beroperasi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Tepco mengatakan 100 persen kapasitas pembangkit listrik diperkirakan akan digunakan untuk memenuhi permintaan puncak di wilayah layanannya antara pukul 4-5 sore pada Selasa. Layanan itu telah meminta tujuh utilitas regional untuk menyediakan pasokan listrik hingga 1,42 juta kilowatt untuk meredakan krisis.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement