REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Dalam rapat di Brussels para pemimpin Barat sepakat untuk memperkuat pasukan mereka di Eropa Timur dan meningkatkan bantuan militer untuk Ukraina. Pertemuan ini digelar saat serangan Rusia ke negara tetangganya itu memasuki bulan kedua.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas pada negaranya. Sudah puluhan ribu orang tewas terbunuh, jutaan lainnya menjadi pengungsi dan kota-kota hancur dalam invasi Rusia sejak 24 Februari lalu.
Dalam pertemuan antara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), negara-negara kaya yang tergabung dalam G7 dan Uni Eropa yang digelar Kamis (24/3/2022) dan Jumat (25/3/2022). Para pemimpin-pemimpin Barat memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin negaranya akan membayar harga "yang menghancurkan" atas invasi ke Ukraina.
Pemimpin-pemimpin Barat juga memperingatkan kemungkinan Rusia meningkatkan eskalasi perang. Negara-negara anggota NATO sepakat mengirimkan peralatan pertahanan senjata biologi, kimia dan nuklir ke Ukraina.
"Kami harus memastikan keputusan untuk menginvasi negara merdeka yang berdaulatan dipahami sebagai kegagalan strategi yang menimbulkan kerugian menghancurkan bagi Putin dan Rusia," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada parlemen Uni Eropa.
Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat juga berencana mengumumkan lebih banyak sanksi pada tokoh politik dan oligarki Rusia. Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan Washington akan mengirimkan paket bantuan senjata baru senilai 800 juta dolar AS ke Ukraina besok atau hari berikutnya.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan blok tersebut akan memperkuat pasukanya di Eropa Timur dengan mengerahkan empat gugus tempur di Bulgaria, Hungaria, Romania dan Slovakia.
Washington mengatakan Biden dan rekan-rekannya di Eropa akan mengumumkan sanksi baru pada Rusia dan langkah-langkah untuk memperketat sanksi-sanksi yang sudah ada. Tapi diplomat-diplomat Uni Eropa tidak yakin sanksi baru merupakan sanksi berat.
Zelenskyy juga akan menyampaikan pidato di pertemuan NATO dan Uni Eropa melalui video konferensi. Ia mengharapkan "langkah serius" dari sekutu-sekutu Barat. Ia berulang kali meminta pemimpin-pemimpin Barat memberlakukan zona larangan terbang. Tapi ia permintaan itu ditolak karena dikhawatirkan memicu perang yang lebih besar.
Presiden Ukraina yang kepemimpinannya selama perang banyak dipuji Barat juga memina masyarakat di seluruh dunia menuntut diakhirinya pertumpahan darah. "Keluar dari kantor-kantor, rumah, sekolah dan universitas kalian, datang dengan nama perdamaian, datang dengan simbol Ukraina untuk mendukung rakyat Uraina, mendukung kebebasan, mendukung kehidupan," katanya dalam pidato yang ditayangkan melalui video.
Sementara itu banyak warga kota pelabuhan Mariupol yang menjadi simbol penderitaan rakyat Ukraina, mengantri untuk menguburkan jenazah kerabat mereka dan untuk jatah makanan di tengah pengeboman Rusia.
Serang perempuan bernama Viktoria menguburkan ayah tirinya yang berusia 73 tahun, Leonid yang tewas ketika mobil yang hendak membawanya ke rumah sakit meledak 12 hari yang lalu.
"Orang ini yang duduk di mobil bukannya saya dan mereka meledakan mobil," katanya sambil menunjuk sisa kendaraan.
"Itu bisa saja saya," tambahnya sambil menangis.
Ratusan ribu orang di Mariupol bersembunyi di ruang bawah tanah. Mereka tidak memiliki pasokan air, makanan, obat-obatan dan listrik. Wartawan dapat mencapai bagian kota yang telah direbut pasukan Rusia. Sudah lebih satu pekan tidak ada jurnalis independen yang melaporkan dari wilayah yang masih dikuasai Ukraina.
Pemerintah Ukraina mengatakan mereka memukul mundur penjajah di beberapa daerah. Termasuk di Kiev, merusak harapan Rusia pada kemenangan.