REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki menyerukan upaya mencapai gencatan senjata dan berjanji untuk melanjutkan pekerjaan mediasi dan fasilitasi antara Rusia dan Ukraina. Pernyataan ini keluar menjelang pertemuan puncak NATO, di mana para pemimpin akan membahas invasi Rusia.
Seperti diketahui, anggota NATO, Turki berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia dan memiliki hubungan baik dengan keduanya. Meskipun mendukung Ukraina dan mengkritik Rusia, Turki juga menentang sanksi terhadap Moskow dan meluncurkan upaya mediasi.
Setelah pertemuan hampir empat jam di Ankara yang dipimpin oleh Presiden Tayyip Erdogan, Dewan Keamanan Nasional Turki (MGK) mengatakan Turki akan terus memenuhi tanggung jawabnya untuk perdamaian regional.
"Yang perlu menjadi catatan adalah terkait upaya untuk menghentikan serangan dan mencapai gencatan senjata sesegera mungkin. Juga untuk menyelesaikan masalah antara kedua negara dengan mempertimbangkan kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina secara berkelanjutan perlu ditingkatkan," kata MGK dalam sebuah pernyataan dilansir The New Arab, Kamis (24/3/2022).
Awal bulan ini, Turki menjadi tuan rumah bagi para menteri luar negeri Ukraina dan Rusia untuk pembicaraan tingkat tinggi pertama sejak perang. Sementara menjalin hubungan dekat dengan Rusia dalam pertahanan, energi dan perdagangan, dan sangat bergantung pada turis Rusia, Ankara juga telah menjual drone ke Ukraina yang membuat marah Moskow. Turki juga menentang kebijakan Rusia di Suriah dan Libya, serta aneksasi Krimea pada tahun 2014.