REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Deputi Perdana Menteri Dominic Raab mengatakan Inggris akan sangat skeptis terhadap Rusia dan janjinya menurunkan skala operasi militer di sekitar Kiev. Ia menegaskan, Inggris akan menilai Moskow berdasarkan tindakan bukan kata-kata.
Dalam negosiasi Rusia sudah berjanji menurunkan skala operasi militernya untuk "meningkatkan sikap saling mempercayai". Tapi negara-negara Barat memprediksi hal itu artinya mengintensifkan serangan di daerah-daerah lain.
"Pintu diplomasi akan tetap dibiarkan terbuka, tapi saya kira Anda tidak bisa percaya pada apa yang keluar dari mulut mesin perang (Presiden Rusia Vladimir) Putin," kata Raab pada Sky News, Rabu (30/3/2022).
Perundingan damai yang digelar di Istanbul diadakan satu bulan setelah Rusia menggelar serangan ke Ukraina yang menjadi serangan terbesar satu negara ke negara lainnya di Eropa sejak Perang Dunia II. Invasi ini telah menewaskan ribuan orang dan memaksa hampir 4 juta warga Ukraina mengungsi ke luar negeri.
Serangan ini juga mendorong negara-negara Barat dan sekutu-sekutunya menerapkan berbagai sanksi ekonomi ke Moskow.
"Pada akhirnya, mereka perlu diuji dengan tindakan mereka dan mereka harus menarik pasukan dri Ukraina, tidak hanya memindahkannya, tapi saya pikir kami mengambil pandangan yang sangat skeptis tentang apa yang keluar dari Moskow," kata Raab pada Times Radio.
Sebelumnya, Rusia mengumumkan akan menurunkan skala operasi militer di Kiev dan kota sebelah utara. Menekankan kemungkinan tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri perang pada perundingan putaran berikutnya.
Negosiasi akan dilanjutkan pada Rabu (30/3/2022) ini, lima pekan sejak perang yang menewaskan ribuan orang berlangsung dan memaksa hampir empat juta orang mengungsi. Tapi perwira militer Ukraina mengatakan mereka tidak percaya Rusia menarik pasukan dari Kiev dan Chernihiv.
"Tidak ada indikasi pasukan Rusia berkumpul untuk memfokuskan operasi mereka di Ukraina timur, di saat yang sama apa yang disebut 'penarikan pasukan' hampir lebih pada rotasi unit-unit individu dan bertujuan untuk mengecoh pemimpin militer Ukraina," kata staf jenderal militer Ukraina dalam pernyataannya.
Tujuannya, tambah staf jenderal, untuk mengelabui Ukraina seakan-akan Rusia tidak mengepung Ibukota. Delegasi Ukraina dalam pertemuan di Istanbul menyusun kerangka kerja yang akan menyatakan Ukraina sebagai negara netral dan keamanannya dijamin negara-negara lain.