REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pasukan Rusia membombardir pinggiran Kiev dan kota yang terkepung di Ukraina utara pada Rabu (30/3/2022). Pemboman ini terjadi setelah Rusia berjanji untuk mengurangi serangan di dekat Kiev.
Sebelumnya pada Selasa (29/3/2022), Rusia mengatakan akan membatasi operasi militer di dekat Ibu Kota Kiev dan Kota Chernihiv di utara Ukraina. Pembatasan ini untuk meningkatkan rasa saling percaya dalam pembicaraan damai. Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, mengatakan, Rusia tidak menepati janjinya untuk membatasi operasi militer di dekat Kiev maupun Chernihiv.
"Itu tidak benar. Sepanjang malam kami mendengarkan sirene, serangan roket dan kami mendengarkan ledakan besar di timur Kiev dan utara Kiev. Ada pertempuran besar di sana, dan ada orang tewas," ujar Klitschko.
Pemboman intensif dapat terdengar di pinggiran Kota Kiev pada Rabu pagi. Pasukan Ukraina sebelumnya telah mendapatkan kembali wilayah itu dalam beberapa hari terakhir.
Suara bom juga terdengar di wilayah Irpin, yang terletak di sebelah tenggara Kiev. Irpin telah menjadi medan pertempuran selama berminggu-minggu. Suara tembakan dan ledakan hampir tiap hari terdengar di wilayah itu.
Orang-orang Ukraina yang dievakuasi berbicara tentang penembakan besar-besaran di utara Irpin. Peluru-peluru itu telah mendarat di Irpin.
Ukraina dan para pemimpin Barat telah memperingatkan bahwa, isyarat perdamaian Moskow yang disampaikan pada pembicaraan di Istanbul adalah kedok untuk mengatur kembali pasukan militernya.
Sementara Rusia pada Rabu, pasukannya telah mencapai tujuan mereka di dekat Kiev dan Chernihiv. Pasukan militer Rusia kembali berkumpul untuk fokus pada pembebasan wilayah Donbas timur yang memisahkan diri.
Pentagon mengatakan, Rusia mulai mengatur ulang posisi seperlima dari pasukannya yang ditempatkan di sekitar Kiev. Rusia gagal merebut kota-kota besar selama hampir lima minggu setelah melancarkan invasi di Ukraina. Pejabat tinggi hak asasi manusia PBB mengatakan, Moskow telah membom 50 rumah sakit, termasuk rumah dan sekolah di seluruh Ukraina.
Baca juga : Hindari Tugas Perang ke Ukraina, Prajurit Garda Nasional Rusia Minta Bantuan Hukum