REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendapatkan suntikan booster Covid-19 kedua pada Rabu (30/3/2022). Sebelumnya pada Selasa (29/3/2022), pejabat kesehatan AS mengizinkan booster kedua untuk kelompok usia di atas 50 tahun.
“Jika kita gagal berinvestasi, kita membiarkan diri kita rentan ketika gelombang lain melanda,” kata Biden.
Pemerintah AS meluncurkan upaya untuk membantu orang Amerika hidup berdampingan dengan Covid-19. Pemerintah meluncurkan situs website COVID.gov, yaitu sebuah pusat informasi yang bertujuan membantu orang mengelola virus korona saat mereka berupaya kembali ke keadaan normal.
Biden menerima booster kedua dengan vaksin Pfizer/BioNTech. Otoritas kesehatan AS juga mengizinkan penggunaan vaksin Moderna untuk booster kedua. Beberapa rantai toko obat, termasuk CVS Health dan Walgreens Boots Alliance akan mulai menawarkan dosis booster kedua.
Keputusan untuk menawarkan booster kedua di Amerika Serikat muncul, karena beberapa ilmuwan telah menyuarakan keprihatinan tentang subvarian Omicron yaitu BA.2 yang sangat menular dan dominan. Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) mengatakan, booster yang menggunakan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna diberikan setidaknya empat bulan setelah dosis booster pertama. Booster kedua bertujuan untuk menawarkan lebih banyak perlindungan terhadap penyakit parah dan rawat inap.
FDA juga mengizinkan dosis booster kedua untuk kelompok usia di atas 12 tahun dengan vaksin Pfizer/BioNTech, dan kelompok usia di atas 18 tahun dengan vaksin Moderna.
Pemerintah AS mengatakan, saat ini AS memiliki dosis vaksin yang cukup untuk memenuhi permintaan suntikan booster kedua pada kelompok lansia. Mereka mengatakan, pemerintah kemungkinan tidak akan mampu membayar vaksin Covid-19 di masa depan, terutama jika vaksin perlu didesain ulang untuk menargetkan varian baru. Kecuali Kongres menyetujui pengeluaran anggaran tambahan.
Biden telah meminta Kongres menambah pendanaan lain untuk membayar vaksinasi dan perawatan saat ini. Termasuk menopang kesiapsiagaan negara untuk wabah di masa depan. Biden memperingatkan bahwa, vaksin Covid-19 gratis mungkin tidak tersedia musim gugur ini tanpa ada pendanaan lebih, terutama jika diperlukan vaksin baru. Biden mencari dana tambahan sekitar 22,5 miliar dolar AS, karena pemerintah mulai kehabisan dana untuk pasokan vaksin Covid-19 dan perawatan kesehatan.
"Kita perlu mengamankan pasokan tambahan sekarang. Kongres, tolong bertindak segera. Konsekuensi dari kelambanan tindakan akan sangat parah," ujar Biden.