Kamis 31 Mar 2022 08:16 WIB

Joe Biden Dapatkan Suntikan Booster Covid-19 Kedua

Biden menerima booster kedua dengan vaksin Pfizer/BioNTech.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendapatkan suntikan booster Covid-19 kedua pada Rabu (30/3/2022) di White House.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendapatkan suntikan booster Covid-19 kedua pada Rabu (30/3/2022) di White House.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mendukung otorisasi FDA, yang merekomendasikan suntikan booster tambahan. Terutama untuk lansia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta, sehingga berisiko tinggi.  

"Covid-19 memiliki efek buruk yang sangat tidak proporsional pada orang berusia 65 tahun ke atas dan mereka yang memiliki penyakit penyerta," ujar pejabat tinggi FDA, Peter Marks.

Marks mengatakan, FDA akan segera mempertimbangkan manfaat dari otorisasi booster kedua untuk populasi yang lebih luas setelah musim panas. Booster kedua secara khusus ditargetkan untuk memerangi varian baru yang kini menjadi perhatian.

"Mungkin ada kebutuhan bagi orang-orang untuk mendapatkan booster tambahan di musim gugur bersama dengan kampanye booster yang lebih umum, jika itu terjadi. Karena kami mungkin perlu beralih ke cakupan varian yang berbeda," kata Marks.

Para ilmuwan dan pejabat telah berdebat soal pemberian dosis booster vaksin Covid-19 kedua. Mereka menguraikan data tentang berapa lama perlindungan dari vaksin dan booster akan bertahan.

"Belum diketahui apakah sekarang adalah waktu yang tepat bagi orang untuk mendapatkan dosis keempat (booster kedua)," kata Direktur Eksekutif Pusat Akses Vaksin Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, William Moss.

Moss mengatakan, jika ada lonjakan kasus di akhir musim gugur atau awal musim dingin, seperti yang biasa terjadi pada virus pernapasan dan influenza, maka mungkin diperlukan peningkatan dosia tambahan. Antibodi penetral tubuh yang didorong oleh booster kedua yang diberikan sekarang mungkin akan menurun dalam beberapa bulan ke depan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement