REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki rencana terbaru dan strategi untuk atasi Covid-19. Hal ini akan diterapkan pada 2022. Sehingga semua negara bisa mengakhiri fase darurat pandemi Covid-19.
"Berdasarkan apa yang kita ketahui sekarang, skenario yang paling mungkin adalah virus Covid-19 terus berevolusi, tetapi tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya berkurang seiring kekebalan yang meningkat karena vaksinasi dan infeksi," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari Channel News pada Kamis (31/3/2022).
Dalam skenario kasus dasar ini, yang berfungsi sebagai model kerja WHO, virus ini menyebabkan wabah yang tidak terlalu parah dengan lonjakan penularan berkala saat kekebalan berkurang.
Suntikan booster mungkin diperlukan bagi mereka yang paling berisiko. Virus kemungkinan akan jatuh ke dalam pola musiman, dengan puncaknya di bulan-bulan yang lebih dingin, mirip dengan influenza.
Dalam skenario WHO yang lebih baik, varian masa depan akan secara signifikan kurang parah, perlindungan dari penyakit parah akan bertahan lama tanpa perlu peningkatan di masa depan atau perubahan signifikan pada vaksin saat ini.
Dalam skenario terburuk, virus berubah menjadi ancaman baru yang sangat menular dan mematikan. Dalam skenario ini, vaksin akan kurang efektif dan kekebalan dari penyakit parah dan kematian berkurang cepat, membutuhkan perubahan signifikan pada vaksin saat ini, kampanye luas suntikan booster untuk kelompok rentan.
Untuk membantu mengakhiri keadaan darurat, ia meminta negara-negara melanjutkan atau meningkatkan kemampuan pengawasan virus untuk memungkinkan tanda-tanda peringatan dini perubahan signifikan dalam virus.
"Ini juga menyerukan peningkatan deteksi Covid-19 panjang untuk melacak dan mengurangi kecacatan jangka panjang setelah pandemi berakhir," kata dia.
Ia menambahkan negara-negara juga harus terus melakukan pengujian diagnostik untuk SARS-CoV-2, yang membantu mengidentifikasi kasus individu dan memandu pengambilan keputusan di tingkat masyarakat. "Negara-negara juga harus melacak evolusi virus dalam populasi hewan," kata dia.