REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang memerintahkan 134.500 wajib militer baru menjadi tentara, Kamis (31/3/2022). Keputusan ini sebagai bagian dari rancangan musim semi tahunan Rusia.
Dalam dekrit itu, wajib militer musim semi tahunan ini berlangsung dari 1 April hingga 15 Juli. Keputusan ini akan menyasar pria Rusia antara usia 18 dan 27 tahun.
Meski terjadi penambahan anggota militer, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan tidak ada dari rekrutmen itu yang akan dikirim ke wilayah bahaya. Dia mengatakan bahwa mereka yang dipanggil akan mulai dikirim ke pangkalan yang ditugaskan pada akhir Mei.
"Sebagian besar personel militer akan menjalani pelatihan profesional di pusat-pusat pelatihan selama tiga sampai lima bulan. Saya tekankan bahwa rekrutan tidak akan dikirim ke titik panas manapun,” katanya.
Tapi pengacara yang mewakili beberapa anggota Garda Nasional Rusia yang menolak perintah untuk pergi ke Ukraina Mikhail Benyash mengatakan, bahwa di bawah hukum wajib militer Rusia, mereka dapat dikirim untuk berperang setelah beberapa bulan pelatihan.
Isu keterlibatan wajib militer dalam perang sangat sensitif. Pada 9 Maret, Kementerian Pertahanan mengakui bahwa beberapa anggota telah dikirim ke Ukraina setelah Putin membantahnya dalam berbagai kesempatan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan hanya tentara dan perwira profesional saja yang dikirim ke Ukraina. Juru bicara Putin mengatakan pada saat itu bahwa presiden telah memerintahkan jaksa militer untuk menyelidiki dan menghukum pejabat yang bertanggung jawab karena tidak mematuhi instruksinya untuk mengecualikan wajib militer.