REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis akan buka misi diplomatik di Kota Mosul, Irak. Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, kembalinya Konsulat Jenderal Prancis ke Mosul merupakan tonggak penting dalam kemitraan bersejarah dan strategis dengan Irak.
"Staf konsulat akan beroperasi di kedutaan di Baghdad mulai Juni. Sementara misi permanen akan dibuka di kota Mosul, Irak pada 2023," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis, dilansir Anadolu Agency, Jumat (1/4/2022).
Konsulat akan memfasilitasi bantuan di bidang kemanusiaan, budaya, pendidikan dan penelitian. Termasuk memperkuat hubungan dengan masyarakat sipil di provinsi Niniwe.
Selama kunjungan ke Mosul pada Agustus tahun lalu, Presiden Emmanuel Macron berjanji untuk membuka kembali konsulat dan sekolah-sekolah Kristen berbahasa Prancis di wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri mengatakan, Prancis terus hadir selama beberapa abad di Mosul, yang telah menjadi rumah bagi populasi Kristen Arab. Prancis memiliki konsulat di Mosul yang berdiri dari 1828 hingga 1956.
Mayoritas populasi Kristen di Mosul telah menyusut karena konflik dan penganiayaan yang terus menerus. Munculnya kelompok ISIS di wilayah tersebut pada 2014, menyebabkan eksodus massal kelompok minoritas termasuk Kristen dan Yazidi.
ISIS telah membunuh ribuan warga sipil, merusak artefak kuno dan menyebabkan kehancuran besar-besaran di Mosul.
Militer Prancis adalah bagian dari koalisi internasional pimpinan AS yang dimobilisasi bersama angkatan bersenjata Irak, untuk menumpas ISIS dan membebaskan Mosul pada 2017.