Jumat 01 Apr 2022 19:39 WIB

Puluhan Situs Budaya Hancur dalam Invasi Rusia ke Ukraina

Puluhan gereja, situs bersejarah, dan museum telah rusak akibat perang di Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Katedral Saint Sophia, Situs Warisan Dunia UNESCO terlihat dari menara tembok di sekitarnya di Kyiv, Ukraina, Sabtu, 26 Maret 2022.
Foto: AP/Vadim Ghirda
Katedral Saint Sophia, Situs Warisan Dunia UNESCO terlihat dari menara tembok di sekitarnya di Kyiv, Ukraina, Sabtu, 26 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Puluhan gereja, situs bersejarah, dan museum telah rusak akibat perang di Ukraina. Atas kondisi tersebut, UNESCO sangat mengkhawatirkan kondisi kota utara Chernihiv.

"Kami sangat prihatin dengan situasi di tingkat kemanusiaan dan warisan (budaya). Warisan umat manusia dalam bahaya (di Ukraina)," ujar asisten direktur jenderal UNESCO untuk kebudayaan Ernesto Ottone.

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya telah meningkatkan langkah-langkah perlindungan untuk menjaga warisan budaya Ukraina yang terancam punah. Mereka mencoba menggunakan lambang "Perisai Biru" untuk menandai situs dan monumen budayanya agar tidak terkena dampak dari perang.

UNESCO merilis daftar awal tentang situs yang rusak total atau sebagian rusak. Sebanyak 29 situs keagamaan, 16 bangunan bersejarah, empat museum dan empat monumen, telah terkena dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.

Kepala UNESCO Audrey Azoulay menulis kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada awal Maret untuk mengingatkannya bahwa Rusia adalah penandatangan konvensi untuk perlindungan warisan budaya pada saat perang. Awalnya Moskow tidak menanggapi, UNESCO kemudian mengatakan telah menerima jawaban, dengan negara itu mengatakan menyadari kewajibannya dan berkomitmen atas perjanjian itu.

Pada pembicaraan pekan ini, Rusia mengatakan akan mengurangi serangan di dekat Kyiv, ibu kota, dan kota terdekat Chernihiv untuk membangun kepercayaan. Ukraina dan sekutunya mengatakan Rusia menarik pasukan keluar dari daerah-daerah itu, bukan sebagai isyarat niat baik tetapi untuk berkumpul kembali, karena mereka telah mengalami kerugian besar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement