REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Kementerian Luar Negeri Bulgaria pada Jumat (1/4/2022) menyatakan satu diplomat Rusia "persona non grata". Bulgaria memberinya waktu 72 jam untuk meninggalkan negara Balkan tersebut.
Pengusiran terjadi di tengah hubungan renggang antara Rusia dan Bulgaria, sekutu terdekat Moskow selama Perang Dingin yang kini menjadi anggota NATO dan Uni Eropa yang mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Diplomat Rusia itu diusir atas tuduhan pengintaian.
Bulgaria telah mengusir 12 diplomat Rusia bulan lalu. Bulgaria juga menyuruh pulang duta besarnya dari Moskow untuk konsultasi terkait pernyataan "tidak diplomatis, tajam, dan kasar" dari duta besar Rusia untuk Sofia.
Kementerian mengatakan telah diberi tahu oleh jaksa bahwa salah satu diplomat yang dirahasiakan namanya, yang terakreditasi sebagai sekretaris pertama di kedutaan besar Rusia di Sofia, terlibat dalam kegiatan intelijen yang tak sesuai. Pada Jumat pagi, jaksa mengatakan, pihaknya juga sedang menyelidiki dua pejabat Badan Keamanan Nasional Bulgaria dan seorang pejabat pemerintah karena diduga menjadi mata-mata Rusia.
Perwakilan kedubes Rusia tidak langsung dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Moskow sebelumnya menyebut tudingan terhadap diplomat yang diusir sebagai hal yang tidak berdasar dan menegaskan bahwa langkah itu dapat mengancam hubungan bilateral.
Beberapa negara Eropa juga telah mengusir puluhan diplomat Rusia yang dicurigai melakukan spionase. Ini merupakan tindakan terkoordinasi Eropa dengan latar belakang serangan Rusia terhadap Ukraina.
Pada akhir Maret, Belanda menyatakan akan mengusir 17 orang Rusia. Mereka merupakan perwira intelijen yang menyamar sebagai diplomat. Sementara Belgia mengatakan akan mengusir 21 diplomat dari kedutaan Rusia.
Irlandia mengatakan kepada empat pejabat senior Rusia untuk meninggalkan negara itu, karena ada kegiatan yang dianggap tidak sesuai dengan standar perilaku diplomatik internasional. Sedangkan Republik Ceska memberikan waktu 72 jam kepada diplomat Rusia untuk meninggalkan negara itu.
Dua pekan lalu, Polandia mengusir 45 orang Rusia yang diidentifikasi pemerintah sebagai perwira intelijen. Mereka menggunakan status diplomatik sebagai kedok untuk beroperasi di Warsawa.