REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berterimakasih pada rakyat Enerhodar yang berunjuk rasa menentang pendudukan Rusia. Kota yang dihuni pegawai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina selatan itu telah dikuasai Rusia sejak awal Maret lalu.
"Dalam merespons unjuk rasa pasukan Rusia melepaskan tembakan dan granat terhadap masyarakat yang benar-benar damai," kata Zelenskyy dalam pidatonya pada Sabtu (2/4/2022) malam.
Ombudsman hak asasi manusia Ukraina mengatakan empat orang mengalami luka bakar berat. Badan nuklir Ukraina melaporkan serangan itu melalui saluran resmi di aplikasi kirim pesan Telegram.
Laporan tersebut disertai video yang menunjukkan suara ledakan keras dan puing-puing bertebaran. Unggahan lain dari lembaga nuklir tersebut ledakan dan suara mortir dapat terdengar hingga pusat budaya Sovremennik. Tempat di mana masyarakat menggelar unjuk rasa mendukung Ukraina.
Ombudsman hak asasi manusia mengatakan warga menyanyikan lagu nasional Ukraina. "Saat unjuk rasa mulai dibubarkan, penjajah datang dengan mobil polisi dan memaksa warga setempat masuk, beberapa menit kemudian kota diguncang tembakan dan ledakan besar," kata mereka. CT GTT GTT
Organisasi pemantau tahanan politik Rusia mengatakan 208 orang ditahan dalam unjuk rasa yang digelar di seluruh negeri. Demonstran menolak invasi yang Rusia sebut operasi militer di Ukraina.