REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Palestina menyerukan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk segera memulai penyelidikan dugaan kejahatan perang yang dilakukan Israel dan para pemukim ekstremnya. Hal itu disampaikan setelah pasukan Israel menembak mati tiga pemuda Palestina di dekat kota Arraba di selatan Jenin, Tepi Barat.
“Kejahatan ini (penembakan tiga pemuda Palestina) merupakan bagian integral dari serangkaian pembunuhan harian terhadap rakyat kami dengan persetujuan eselon politik Israel, serta merupakan seruan eksplisit untuk meledakkan situasi dan mengagitasi kekerasan dan kekacauan selama bulan suci Ramadan,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (2/4/2022), dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.
Palestina menganggap pemerintah Israel dan perdana menteri mereka saat ini, yakni Naftali Bennett, bertanggung jawab atas kejahatan tersebut. “(Kami) menyerukan komunitas internasional untuk memberikan perlindungan kepada rakyat kami,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina.
Pada Jumat (1/4/2022) malam, sebuah unit khusus pasukan Israel menembak mati tiga pemuda Palestina di Arraba, Jenin, Tepi Barat. Mereka ditembak saat berada di dalam mobil.
Pasukan Israel kemudian membawa jenazah ketiga pemuda Palestina tersebut. Belum ada keterangan resmi perihal alasan penembakan tersebut.
Sehari sebelum peristiwa penembakan itu terjadi, pasukan keamanan Israel menyerbu sebuah kamp pengungsi Palestina di Jenin. Dua pemuda Palestina dilaporkan tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka dalam kejadian tersebut.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, kepulan asap membubung dari pusat kamp pengungsi Jenin. Terdengar pula beberapa kali suara letupan senjata.
Menurut beberapa saksi mata, pasukan Israel sempat terlibat bentrok dengan warga Palestina di sana. Personel keamanan Israel pun menembakkan gas air mata ke arah warga.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, tabung gas air mata ditembak di dekat rumah sakit pemerintah Jenin. Gas menembus ke ruang gawat darurat, kemudian memicu kepanikan di antara para pasien.
“Kementerian Kesehatan (Palestina) mengatakan Sanad Abu Atiyeh (17 tahun) dan Yazid Saadi (23) telah meninggal setelah tiba di rumah sakit. Kementerian Kesehatan mengungkapkan 15 orang terluka dalam penyerbuan itu, 14 di antaranya ditembak dengan peluru tajam, dengan tiga dilaporkan kritis dan satu sedang hingga kritis,” kata kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.
Belum ada komentar resmi dari Israel perihal aksi penggerudukan tersebut. Penyerbuan ke kamp pengungsi Jenin terjadi sehari setelah seorang warga Palestina asal kota Yabad menembak dan membunuh lima warga Israel dalam aksi penembakan di lingkungan Tel Aviv di Bnai Brak.
Itu merupakan aksi terbaru dari serangkaian serangan yang menargetkan warga Israel dalam beberapa hari terakhir. Sejauh ini, sebanyak 11 warga Israel telah tewas.
Sementara itu kamp pengungsi Jenin merupakan salah satu tempat pertempuran paling mematikan dari peristiwa Intifada II atau pemberontakan Palestina kedua. Pada April 2002, pasukan Israel memerangi gerilyawan Palestina di kamp tersebut. Kala itu, sebanyak 23 tentara Israel dan lebih dari 50 warga Palestina tewas.