Senin 04 Apr 2022 09:14 WIB

China Kirim Militer dan Dokter ke Shanghai

Militer dan tenaga kesehatan dikirim ke Shanghai untuk bantu tes massal Covid-19

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Seorang warga mengangkat maskernya untuk diambil sampelnya selama tes COVID-19 di komunitas perumahan yang dikunci di Shanghai, Cina, Rabu, 30 Maret 2022.
Foto: AP/AP
Seorang warga mengangkat maskernya untuk diambil sampelnya selama tes COVID-19 di komunitas perumahan yang dikunci di Shanghai, Cina, Rabu, 30 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- China mengirimkan ribuan pekerja kesehatan dan personel militer ke Shanghai untuk membantu tes massal Covid-19 di kota yang dihuni 26 juta jiwa tersebut. Tes ini merupakan salah satu respon kesehatan publik terbesar China.

Beberapa warga diminta bangun sebelum fajar untuk melakukan tes asam nukleat di kompleks perumahan mereka. Banyak yang mengantri saat masih mengenakan piyama.

Baca Juga

Surat kabar angkatan bersenjata China melaporkan Tentara Pembebas Rakyat (PLA) mengerahkan lebih dari 2.000 personel medis yang diambil dari Angkatan Darat, Laut, Udara dan pasukan logistik gabungan di seluruh negeri ke Shanghai.

Media setempat melaporkan beberapa provinsi seperti Jiangsu, Zhejiang dan Beijing juga mengirimkan petugas medis mereka ke Shanghai. Diperkirakan terdapat lebih dari 10 ribu petugas medis yang membantu tes massal di pusat keuangan tersebut.

Tes massal Shanghai merupakan respon masalah kesehatan publik terbesar China sejak pandemi Covid-19 muncul di Wuhan pada 2020 lalu. Dewan Negara mengatakan saat itu PLA mengerahkan lebih dari 4.000 personel medis ke Provinsi Hubei, Wuhan.

Sejak Senin (28/3/2022) pekan lalu Shanghai memulai karantina total atau lockdown dua tahap yang pada dasarnya melarang masyarakat keluar rumah. Pada Ahad (3/4/2022) kemarin kota itu melaporkan 8.581 kasus infeksi tanpa gejala dan 425 kasus dengan gejala Covid-19.

Pemerintah kota juga meminta masyarakat melakukan tes mandiri dengan antigen. Walaupun angka positif terbilang kecil bila dibandingkan standar dunia. Tapi kenaikan kasus di Shanghai menjadi tes bagi strategis China dalam mengatasi pandemi melalui tes, lacak dan karantina semua kasus positif.

Strategi ini menunjukan tanda-tanda tekanan, masyarakat mengeluhkan pusat karantina yang tidak bersih dan padat. Selain itu warga juga semakin kesulitan mendapatkan makanan dan obat-obatan penting lainnya.

Presiden China Xi Jinping tetap meminta negara itu menahan momentum wabah secepat mungkin. Sambil mempertahankan kebijakan "dinamis-bersih." Wakil Perdana Menteri Sun Chunian yang dikirim pemerintah pusat ke Shanghai mendesak kota itu "mengambil langkah yang tegas dan cepat" untuk menahan pandemi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement