REPUBLIKA.CO.ID, BELGRADE -- Presiden Pejawat Serbia Aleksandar Vucic diprediksi akan memenangkan pemilihan presiden pada Ahad (3/4). Menurut proyeksi lembaga survei Ipsos dan CeSID, dia akan mengantongi 59,8 persen suara berdasarkan sampel penghitungan sebagian Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Sedangkan Zdravko Ponos, seorang pensiunan jenderal angkatan darat yang mewakili koalisi Alliance for Victory yang pro-Eropa dan moderat, akan berada di urutan kedua dengan 17,1 persen suara. Lembaga survei CeSID dan CRTA melaporkan beberapa penyimpangan, termasuk surat suara yang sudah terisi.
Vucic mencalonkan diri untuk masa jabatan lima tahun kedua dengan janji perdamaian dan stabilitas. Dia mengakui konflik di Ukraina berdampak pada kampanye dan mengatakan Serbia tidak memiliki rencana untuk menyimpang dari permainan keseimbangan antara tawaran keanggotaan Uni Eropa (UE) dan hubungan dekat dengan Rusia dan Cina, investor utama negara itu.
"Kami akan mempertahankan kebijakan yang penting bagi Eropa, Rusia dan Amerika, dan itu adalah ... netralitas militer," ujar Vucic.
"Serbia akan berusaha menjaga hubungan persahabatan dan kemitraan di banyak bidang dengan Federasi Rusia," katanya.
Serbia hampir seluruhnya bergantung pada gas Rusia, sementara tentaranya mempertahankan hubungan dengan militer Rusia. Meskipun Serbia mendukung dua resolusi PBB yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, Serbia menolak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Dalam pemungutan suara parlemen, menurut lembaga survei, Serbian Progressive Party (SNS) Vucic akan menjadi yang pertama dengan 43,6 persen suara. Sedangkan aliansi oposisi United for Victory tertinggal di belakang dengan 12,9 persen suara.
Sekutu lama SNS, Socialist Party of Serbia, berada di posisi ketiga dengan 11,6 persen suara. Koalisi sayap kanan Nada dan gerakan hijau dari Moramo mengumpulkan sekitar 5,4 persen dan 4,3 persen.
Karena SNS kemungkinan akan gagal mengamankan cukup banyak kursi di parlemen dengan 250 kursi untuk memerintah sendirian, maka perlu mencari mitra koalisi. Menurut data awal Komisi Pemilihan Umum, jumlah partisipasi pemilih mencapai 58,54 persen.