REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK - Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Michelle Bachelet mengatakan pada Senin (4/4/2022) bahwa penemuan warga sipil yang tewas di kota Bucha, Ukraina, menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan kejahatan perang. Sebelumnya wali kota Bucha mengumumkan bahwa puluhan jasad ditemukan terbaring di jalan-jalan kota setelah pasukan Ukraina menarik diri.
"Laporan yang muncul dari ini (Bucha) dan daerah lain menimbulkan pertanyaan serius dan mengganggu tentang kemungkinan kejahatan perang, pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan pelanggaran serius hukum hak asasi manusia internasional," kata Bachelet.
Ia juga ngeri dengan laporan tersebut. Bachelet menekankan perlunya menggali semua jasad dan mengidentifikasi mereka sehingga keluarga dapat diberitahu dan penyebab pasti kematian ditetapkan.
"Semua tindakan harus diambil untuk menjaga bukti," kata Bachelet. "Sangat penting bahwa semua upaya dilakukan untuk memastikan ada penyelidikan independen dan efektif atas apa yang terjadi di Bucha untuk memastikan kebenaran, keadilan dan akuntabilitas, serta reparasi dan pemulihan bagi para korban dan keluarga mereka," katanya.
Pada akhir pekan lalu, Reuters melihat jasad di Bucha termasuk seorang pria yang tergeletak di pinggir jalan dengan tangan terikat di belakang punggungnya dan luka peluru di kepalanya. Wakil wali kota kota itu mengatakan bahwa 50 warga yang tewas telah menjadi korban pembunuhan ekstra-yudisial yang dilakukan oleh pasukan Rusia.
Kantor hak asasi manusia PBB memiliki sekitar 50 staf di Ukraina yang telah memantau korban tewas warga sipil sejak Rusia menginvasi negara itu pada 24 Februari. Sejauh ini telah mengkonfirmasi kematian 1.430 warga sipil, dan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi karena dari kesulitan verifikasi.
Sumber: