REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Kepala badan pengungsi PBB pada Ahad (3/4/2022) meminta negara-negara Eropa untuk menerapkan kemurahan hati mereka untuk pengungsi Ukraina terhadap orang lain termasuk 90 orang yang tewas dalam "tragedi" baru di Laut Mediterania.
"Lebih dari 90 orang tewas dalam tragedi Mediterania lainnya," kata Filippo Grandi lewat Twitter.
"Eropa telah membuktikan kemampuannya untuk menampung 4 juta pengungsi dari Ukraina dengan murah hati dan efektif," kata Grandi. "Sekarang harus segera mempertimbangkan bagaimana menerapkan ini pada pengungsi dan migran lain yang juga dalam kesulitan dan mengetuk pintu."
Grandi me-retweet pernyataan sebelumnya dari badan amal medis Prancis Medecins Sans Frontieres, yang mengatakan di Twitter bahwa lebih dari 90 orang tewas di perairan internasional setelah meninggalkan Libya "dengan kapal yang penuh sesak beberapa hari yang lalu."
"Kapal tanker komersial Alegria 1 menyelamatkan 4 orang pagi ini. Kami tahu dari kontak awal kami dengan Alegria 1 bahwa para penyintas melaporkan berada di laut selama setidaknya empat hari di atas kapal dengan hampir 100 orang di dalamnya," kata badan amal itu.
Orang-orang ini membutuhkan perlindungan mendesak, kata badan tersebut, mendesak Italia dan Malta "untuk melakukan koordinasi operasi semacam itu dan menetapkan tempat yang aman bagi para penyintas sebelum terlambat."
Selama bertahun-tahun, negara-negara Afrika Utara seperti Tunisia, Aljazair, Libya, Mauritania, dan Maroko telah menyaksikan upaya para migran dari sebagian besar Afrika sub-Sahara untuk mencapai Eropa, berharap untuk kehidupan yang lebih baik. Sementara beberapa migran berhasil mencapai tujuan, yang lain sering meninggal dalam perjalanan.