REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada Senin (4/4/2022) meminta dunia untuk menghentikan serangan Israel terhadap warga Palestina. Sebuah pernyataan resmi menyebutkan bahwa Shtayyeh menyampaikan permintaannya itu selama rapat kabinet Otoritas Palestina yang digelar di Kota Ramallah, Tepi Barat.
"Eskalasi Israel terhadap warga Palestina, yang meliputi pembunuhan, penyiksaan, penangkapan serta membolehkan pemukim melakukan kejahatan, menimbulkan ancaman yang luar biasa terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan," kata dia.
Dia meminta masyarakat internasional agar menyetop serangan sekaligus mengakhiri pelanggaran ekstremis Israel terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa. Apalagi mengingat persiapan mereka untuk menyerbu masjid selama bulan suci Ramadhan.
Kompleks Masjid Al-Aqsa merupakan situs suci bagi kaum Muslim, juga kaum Yahudi, yang menyebut kompleks itu sebagai Bukit Bait Suci. "Israel mengizinkan para pemukim membawa senjata dan membunuh warga Palestina hanya karena mereka tersangka," katanya di sidang kabinet.
Shtayyeh meminta tanggung jawab penuh Israel atas konsekuensi serius yang disebabkan eskalasi ini. Pada Sabtu tiga anggota Jihad Islam Palestina tewas di tangan tentara Israel di dekat Kota Jenin, Tepi Barat utara. Menurut sejumlah media Israel, aparat keamanan Israel mengatakan bahwa ketiga warga Palestina itu bersenjata dan berencana menyerang sasaran Israel di Tepi Barat. Ketegangan antara Israel dan Palestina kian memanas selama beberapa hari belakangan.