Selasa 05 Apr 2022 14:12 WIB

Jepang Evakuasi 20 Pengungsi Ukraina dalam Penerbangan Khusus

Mereka bukan pengungsi Ukraina pertama yang tiba di Jepang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pengungsi Ukraina dikawal setibanya dari Polandia di Bandara Haneda Selasa, 5 April 2022, di Tokyo.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Pengungsi Ukraina dikawal setibanya dari Polandia di Bandara Haneda Selasa, 5 April 2022, di Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang menerbangkan 20 pengungsi Ukraina ke Tokyo pada Selasa (5/4/2022). Ini merupakan upaya internasional untuk membantu Ukraina.

Sebanyak 20 pengungsi itu berada dalam rentang usia antara 6 tahun hingga 66 tahun, dan 15 di antaranya adalah wanita. Mereka bukan pengungsi Ukraina pertama yang tiba di Jepang, sejak Rusia melancarkan operasi militer khusus pada 24 Februari. Namun mereka adalah yang pertama diterbangkan dengan pesawat khusus pemerintah dalam perjalanan yang diatur oleh menteri luar negeri Jepang.

Baca Juga

 "Pemerintah Jepang berkomitmen untuk memberikan dukungan maksimal kepada 20 warga Ukraina ini untuk membantu mereka hidup dengan rasa damai di Jepang, meskipun mereka jauh dari negara asal mereka," kata Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi kepada wartawan di Polandia.

Hayashi ikut menjemput para pengungsi Ukraina di Polandia, untuk dievakuasi ke Jepang. Hayashi terbang dengan penerbangan terpisah dari rombongan pengungsi. Televisi NHK menunjukkan kedatangan mereka dalam siaran langsung, dan 20 pengungsi itu menjalani tes Covid-19 di atas pesawat.

Jepang yang secara etnis homogen telah lama waspada terhadap migran asing. Namun jajak pendapat menunjukkan, sebagian besar warga Jepang mendukung langkah pemerintah yang memberikan perlindungan kepada Ukraina.

Sebanyak 20 pengungsi itu bergabung dengan hampir 400 pengungsi Ukraina lainnya yang telah tiba di Jepang sejak invasi Rusia. Sebagian besar warga Ukraina memasuki Jepang dengan visa 90 hari. Visa tersebut dapat mereka ubah menjadi visa khusus satu tahun yang memungkinkan mereka untuk bekerja.

Pejabat pemerintah tidak mengatakan alasan dipilihnya 20 pengungsi Ukraina itu untuk dievakuasi dalam penerbangan khusus. Menurut pemerintah, ini adalah masalah privasi. Sejauh ini pemerintah Jepang belum memutuskan apakah akan melakukan lebih banyak penerbangan evakuasi khusus untuk pengungsi Ukraina. 

Pada 2020, Jepang hanya menerima 47 pengungsi dan menerima 44 lainnya untuk alasan kemanusiaan. Jumlah tersebut hanya sekitar 1 persen dari total pengungsi yang mengajukan aplikasi.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement