REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Israel telah meluncurkan program vaksinasi polio. Program tersebut merupakan respons mereka atas penemuan kasus polio pertama dalam lebih dari tiga dekade di negara tersebut.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Israel pada Selasa (5/4/2022) mengungkapkan sejak Maret seorang gadis di sana sudah terdiagnosis mengidap polio. Kemenkes Israel pun menemukan setidaknya enam kasus tanpa gejala di wilayah Yerusalem.
Semua yang terinfeksi tidak divaksinasi. Virus polio pun ditemukan dari tiga kota lain di Israel. “Saya melihat ini sebagai sangat akut. Mungkin beban kasus kecil sekarang, tapi itu puncak gunung es,” kata Direktur Jenderal Kemenkes Israel Nachman Ash saat diwawancara di stasiun radio Tel Aviv 103 FM.
Vaksinasi polio secara rutin ditawarkan kepada anak-anak Israel. Karena perubahan kebijakan antara 2005 dan 2014, beberapa di antara mereka hanya menerima satu dosis oral daripada rejimen dua dosis. Fokus Kemenkes Israel saat ini adalah pada anak-anak yang melewatkan vaksinasi sepenuhnya atau yang menerima hanya satu dosis oral.
Kendati demikian, Nachman Ash menilai saat ini menjadi lebih sulit mendorong warga untuk memastikan anaknya memperoleh vaksinasi polio. “Orang-orang lelah karena virus corona, lelah dengan vaksin (Covid-19)," ucapnya.
Poliomielitis atau polio adalah penyakit virus pada otak dan sumsum tulang belakang yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Ia terutama menjangkiti anak-anak di bawah usia lima tahun. Israel mulai melakukan vaksinasi polio pada 1957. Negara tersebut mencatatkan kasus terakhirnya pada tahun 1988.