REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Spanyol akan mengusir sekitar 25 diplomat Rusia sebagai bentuk protes atas agresi negara tersebut ke Ukraina. Sebelumnya, beberapa negara Eropa telah mengambil langkah seperti Spanyol.
“Gambar-gambar tak tertahankan yang kami lihat tentang pembantaian warga sipil di kota Bucha (Ukraina) setelah penarikan tentara Rusia sangat membuat kami marah,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manual Albares, Selasa (5/4/2022).
Dia mengungkapkan, para diplomat dan staf misi diplomatik Rusia di Italia merepresentasikan ancaman bagi kepentingan negara. “Kami berbicara tentang sekelompok sekitar 25 orang (diplomat Rusia), kami sedang menyelesaikan daftar,” ujar Albares mengacu pada jumlah diplomat yang hendak diusir Spanyol.
Pada Selasa, Italia dan Denmark juga mengumumkan tentang pengusiran diplomat Rusia dari negara mereka. “Duta Besar Rusia Sergey Razov dipanggil ke Kementerian Luar Negeri pagi ini. Dia diberitahu tentang keputusan untuk mengusir 30 diplomat Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio.
Dia menjelaskan, keputusan pengusiran 30 diplomat Rusia itu diambil dengan menjalin konsultasi erat dengan negara Eropa dan Atlantik. “(Pengusiran) menjadi perlu karena alasan terkait keamanan nasional kami dalam konteks situasi krisis saat ini,” ucapnya.
Denmark pun telah mengusir 15 diplomat Rusia dari negara mereka. Ke-15 diplomat tersebut dituding sebagai petugas intelijen. "Kami telah menetapkan bahwa 15 perwira intelijen yang diusir telah melakukan kegiatan mata-mata di tanah Denmark," kata Menteri Luar Negeri Jeppe Kofod kepada awak media setelah pertemuan di parlemen.
Kofod mengungkapkan, lewat pengusiran tersebut, Denmark ingin menegaskan kegiatan spionase di negara tersebut tak dapat diterima. Menurut Kementerian Luar Negeri Denmark, ke-15 diplomat Rusia itu memiliki waktu 14 hari untuk hengkang dan kembali ke Moskow.
Pada Senin (4/4/2022), Prancis pun mengumumkan pengusiran 35 diplomat Rusia. Sebelumnya Jerman juga sudah menyampaikan mereka mengusir sejumlah besar utusan Rusia untuk negara tersebut.
Pengusiran diplomat-diplomat Rusia terjadi saat negara tersebut masih terlibat pertempuran di Ukraina. Sejumlah negara telah menuding Moskow melakukan kejahatan perang di sana.
Baca juga : Presiden Ukraina: Mediasi Turki 'Mungkin' Dapat Bantu Bebaskan Mariupol