REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Para ahli mencoba mencari jawaban untuk menjelaskan aktivitas seismik tidak biasa yang telah mengguncang pulau vulkanik tengah-Atlantik Sao Jorge, di kepulauan Azores Portugal, selama lebih dari dua pekan. Pulau itu telah dilanda hampir 27 ribu gempa kecil pada Selasa (5/4/2022).
Ada kekhawatiran aktivitas tersebut dapat menandai letusan gunung berapi untuk pertama kalinya sejak 1808 atau gempa bumi yang kuat. "Ini adalah teka-teki, sebuah misteri. Saya masih belum menemukan jawaban yang jelas," kata seismolog Joao Fontiela.
Fontiela menjelaskan beberapa getaran biasa terjadi di pulau-pulau Azorean lainnya, tetapi tidak di Sao Jorge. "Berubah dari jumlah gempa yang sangat kecil menjadi ribuan adalah luar biasa," katanya.
Peringatan gunung berapi berada di Level 4, artinya ada kemungkinan nyata gunung berapi itu bisa meletus. Namun, menurut Fontiela, kapan, di mana, dan apakah itu akan benar-benar terjadi adalah pertanyaan yang masih belum terjawab.
Sejauh ini, semua gempa yang tercatat berasal dari tektonik dan bukan vulkanik, mencapai magnitudo hingga 3,8. Jika menjadi vulkanik, berarti magma bergerak. Jumlah gempa harian telah menurun dalam beberapa hari terakhir tetapi para ahli tidak yakin apakah tren itu akan berlanjut.
Fontiela mengatakan, deformasi tanah telah terdeteksi dengan kondisi tidak biasa, mengingat asal tektonik tremor dan magnitudo rendah. Dia menyatakan, kurangnya penelitian sebelumnya tentang Sao Jorge membuat fenomena tersebut semakin sulit dipahami.
Ahli geologi Jose Madeira mengatakan, tidak jelas jenis letusan apa yang bisa terjadi. Peristiwa seismik sebelumnya di Sao Jorge pada 1580 dan 1808 ditandai oleh aliran piroklastik yang mematikan.
Ahli vulkanologi juga mengawasi gas tanah dan kedalaman gempa. Gempa Sao Jorge terjadi pada kedalaman rata-rata 8-12 kilometer. Menurut Madeira, jika sejumlah besar mulai terjadi lebih dekat ke permukaan, itu mungkin mengindikasikan letusan yang akan segera terjadi.