REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Serikat Roti Lebanon, hari Rabu (6/4/2022) memperingatkan krisis roti, karena kekurangan pasokan tepung. Beberapa pabrik gandum menghentikan operasinya karena kekurangan dana.
“Sejumlah toko roti berhenti membuat roti, sementara yang lain memiliki tepung terigu dalam jumlah terbatas dan hanya cukup untuk satu hari,” ujar Bakeries Syndicate dalam sebuah pernyataan dilnsir Middle East Monitor, Kamis (7/4).
Bakeries Syndicate mengatakan, toko roti menghadapi kekurangan tepung terigu di beberapa daerah di Lebanon. Mereka menyalahkan Bank Sentral Lebanon atas krisis tersebut.
"Banque du Liban (bank sentral Lebanon) menunda pembayaran pengiriman gandum untuk alasan yang tidak diketahui," ujar Bakeries Syndicate.
Sejauh ini, bank sentral belum memberikan komentar atas klaim tersebut. Lebanon membutuhkan sekitar 40.000-50.000 ton gandum untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Lebanon mengimpor sekitar 60 persen kebutuhan gandumnya dari Ukraina dan Rusia. Pasokan gandum Lebanon juga terganggu akibat invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari.
Sejak akhir 2019, Lebanon telah bergulat dengan krisis ekonomi yang cukup parah. Termasuk depresiasi mata uang, serta kekurangan bahan bakar dan medis.
Mata uang Lebanon telah kehilangan 90 persen nilainya, sehingga mengikis kemampuan orang untuk mengakses barang-barang kebutuhan dasar, seperti makanan, air, perawatan kesehatan dan pendidikan. Sementara pemadaman listrik yang meluas sering terjadi karena kekurangan bahan bakar.