REPUBLIKA.CO.ID., MOSKOW -- Rubel Rusia menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan hampir kembali ke level sebelum terjadi perang Rusia di Ukraina, menurut data dari bursa saham Moskow.
Nilai tukar dolar AS-rubel turun 2,54 persen menjadi 81 pada Rabu (6/4/2022) pertama kali Rubel mencapai level itu sejak 24 Februari, hari di mana Rusia melancarkan perangnya terhadap Ukraina.
Para analis mengatakan permintaan Rusia untuk menggunakan rubel dalam pembayaran gas di Eropa bersama harga energi yang tinggi membantu pemulihan mata uang Rusia. Minyak mentah Rusia diperdagangkan sekitar USD107 per barel di pasar internasional.
Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini menandatangani dekrit yang mewajibkan negara-negara "tidak bersahabat" untuk membayar gas Rusia dalam rubel, dan menambahkan bahwa kontrak gas akan dihentikan kecuali pembayaran dilakukan dalam rubel mulai 1 April kemarin.