REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyinggung masalah Laut China Selatan saat keduanya bercakap melalui telepon pada Jumat (8/4/2022). Diharapkan masalah ini bisa dilesaikan.
"Kedua belah pihak harus bisa menangani masalah Laut China Selatan dengan benar," kata Xi.
Masalah Laut China Selatan, lanjut dia, akan menjadi landasan persahabatan kedua negara yang mampu memberikan manfaat bagi rakyat di kedua negara dan efektif dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan.
Xi menekankan bahwa China ingin bekerja sama dengan Filipina dalam melaksanakan program pembangunan berkelanjutan."China siap mendukung proyek-proyek besar dan ingin meningkatkan kerja sama perdagangan, investasi, pendidikan, dan pertukaran antarmasyarakat dengan Filipina," ujarnya sebagaimana diberitakan media setempat.
Dalam percakapan telepon tersebut, Xi juga berjanji akan lebih banyak mengimpor produk-produk berkualitas dari Filipina dan akan terus menyediakan vaksin COVID-19.Filipina bersama dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Brunei, dan Vietnam, terlibat sengketa wilayah perairan Laut China Selatan dengan China.
Di antara beberapa negara yang terlibat sengketa tersebut, Filipina lah yang mengadukan China ke Mahkamah Internasional terkait Laut China Selatan.Belum lama ini Filipina juga memprotes manuver kapal milik Badan Keamanan Laut China (CCG) di wilayah Laut China Selatan yang disengketakan.Filipina juga merupakan salah satu negara di ASEAN yang mendukung pakta pertahanan baru antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS).