REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) memprediksi Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin akan menggunakan dukungan AS pada Ukraina untuk membenarkan upaya mengintervensi politik AS. Pada Sabtu (9/4/2022) pejabat itu belum dapat memberikan bukti-buktinya.
Intelijen menemukan Putin mengintervensi politik dalam negeri AS dengan mendukung mantan Presiden Donald Trump. Beberapa orang yang mengetahui prediksi ini tidak bersedia disebutkan namanya karena tidak berwenang mengungkapkan temuan-temuan sensitif.
Mereka mengatakan masih belum diketahui kandidat yang mungkin Rusia dukung dalam pemilihan berikutnya. Trump menyerang pejabat-pejabat intelijen AS atas temuan mereka.
Ia mengatakan penyelidikan atas pengaruh Rusia pada kampanye politik merupakan balas dendam politik. Di Ukraina dan negara-negara lain Rusia dituduh menyebarkan informasi palsu, mendorong suara pro-Kremlin dan menggunakan serangan siber untuk mengganggu pemerintah di Barat.
Pejabat intelijen AS masih mengerjakan Pusat Intelijen Luar Negeri baru yang telah diotorisasi Kongres. Lembaga itu akan fokus pada penyebaran pengaruh yang dilakukan Rusia, China dan musuh-musuh AS lainnya di luar negeri, dilansir dari AP.