REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pendukung partai sayap kanan maupun kiri merayakan kemenangan kandidatnya dalam putaran pertama pemilihan presiden Prancis. Sementara kandidat dari partai arus utama gagal dalam pemilihan ini.
Proses penghitungan masih dilakukan, Presiden Emmanuel Macron jauh mengungguli kandidat dari partai sayap kanan Marine Le Pen. Jajak pendapat menegaskan kandidat partai kiri Jean-Luc Melechon akan mendapatkan 22 persen suara, naik dibandingkan pemilihan lima tahun yang lalu sebanyak 20 persen.
Di sebuah alun-alun di pinggir Paris beberapa ratus pendukung Rassemblement National bersorak saat stasiun televisi mengumumkan Le Pen akan kembali bersaing di putaran kedua. Dengan angka yang lebih tinggi dibandingkan pemilihan 2017 yang sebanyak 21,3 persen.
Mereka mengibarkan bendera Prancis sambil bersorak "Marine Presiden". Sementara Le Pen berbicara dengan pendukungnya dan meminta kandidat dari partai konservatif Valerie Pecresse dan ekstrem kanan Eric Zemmour untuk mendukungnya.
Beberapa pendukung Le Pen mengatakan partai mereka tidak lagi dikucilkan masyarakat umum. Mereka juga telah mendapatkan sambutan yang hangat untuk Le Pen.
"Kami disambut dengan sikap yang sepenuhnya berbeda ketika kami mendistribusikan pamflet partai, kami melihatnya saat kami ke pasar, kami melihat masyarakat yang lebih menerima, sesuatu telah berubah" kata pendukung Le Pen, Nathalie Vaccari.
Di tengah-tengah pendukung yang bersorak di atas panggung dan bernyanyi "on a gagne" (kami sudah menang), deputi manajer kampanye Le Pen, Jean-Philippe Tanguy mengatakan, ia yakin Le Pen dapat menang. Menurutnya Le Pen akan mendapatkan suara dari pemilih yang memilih Zemmour dan Melenchon di putaran pertama.
Di gedung teater Cirque d'Hiver yang penuh sesak beberapa pendukung Melenchon menangis ketika hasil putaran pertama diumumkan. Ratusan pendukungnya menyanyikan "on ne leche rien" (kami tidak akan mundur satu inchi) sepanjang malam.
Aktor Xavier Mathieu yang memimpin nyanyian mengatakan ia menyesali kekalahan Melenchon di putaran pertama. Tapi ia senang kandidatnya mendapat dukungan kuat.
"Pemilihan belum selesai karena perubahan pada masyarakat tidak terjadi di pemilihan, itu terjadi di jalanan," katanya.
Sementara pemilih muda Jeroen Atputharaja yang berusia 18 tahun menyalahkan kandidat partai hijau Yannich Jadot dan sosialis Anne Hidalgo karena tidak mendukung Melenchon. "Mereka lebih memilih untuk memecah sayap kiri," katanya.
Jajak pendapat memprediksi Jadot mendapatkan di bawah 5 persen suara sementara Hidalgo di bawah 20 persen. Paling rendah bagi partai itu sejak tahun 2012 lalu yang membantu Francois Hollande menang.