Sabtu 16 Apr 2022 05:18 WIB

Lembaga Pengawas Konsumen Australia Sebut Honda Menyesatkan Pelanggan

Lembaga Pengawas Konsumen Australia Sebut Honda Menyesatkan Pelanggan

Rep: Rhiana Whitson/ Red:
Lembaga Pengawas Konsumen Australia Sebut Honda Menyesatkan Pelanggan
Lembaga Pengawas Konsumen Australia Sebut Honda Menyesatkan Pelanggan

Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) menggugat produsen mobil Honda ke Pengadilan Federal dengan tuduhan menyesatkan pelanggan dan menyebabkan kerugian pada dua mantan dealer resmi.

ACCC menuduh Honda Australia — yang dimiliki oleh pabrikan mobil Jepang Honda Motor Co. — membuat pernyataan palsu atau menyesatkan kepada pelanggannya.

Ia menuduh bahwa, dari Januari hingga Juni tahun lalu, Honda Australia menyesatkan pelanggan dengan memberi tahu mereka bahwa ada dua dealer resmi yang telah tutup atau akan ditutup dan bahwa dealer tersebut tidak dapat melayani kendaraan Honda.

Namun, Honda sebenarnya telah melanggar kontraknya dengan Astoria Brighton di Victoria dan Tynan Motors di New South Wales hanya dalam dua tahun perjanjian waralaba mereka.

Pelanggan dihubungi oleh Honda melalui pesan teks, email dan panggilan telepon antara Januari dan Juni tahun lalu.

Namun, pada kenyataannya, kedua dealer mobil masih beroperasi secara mandiri melayani kendaraan.

Beberapa pelanggan diberi tahu bahwa garansi mobil mereka tidak berlaku kecuali jika mereka menyervis kendaraan mereka di dealer resmi.

"Kami menuduh Honda menghilangkan kesempatan pelanggan untuk membuat pilihan berdasarkan informasi yang mereka dapat, demi dealer Honda, yang mungkin kurang nyaman atau lebih mahal bagi mereka," kata Komisaris ACCC Liza Carver.

"

"Kami juga menuduh Honda menyebabkan kerugian pada bisnis Astoria dan Tynan, dengan mengklaim secara salah bahwa mereka telah tutup atau akan tutup, yang mungkin menyebabkan pelanggan memperbaiki kendaraan Honda mereka di tempat lain," katanya.

"

Tahun lalu, ABC melaporkan pertarungan hukum yang digambarkan seperti "Daud melawan Goliath", yakni Astoria melawan Honda untuk mendapatkan kompensasi setelah merek mobil itu melanggar kontraknya.

Pemilik Astoria, Mark Avis, juga mengatakan kepada ABC bahwa Honda menggunakan database Astoria untuk mengirim SMS dan pesan email ke 34.000 pelanggan, menginstruksikan mereka untuk memindahkan bisnis mereka ke dealer yang lain.

Setelah beberapa masalah pengadilan terkait lainnya telah diselesaikan, Astoria dan Tynan kini telah mengajukan proses hukum di Mahkamah Agung Victoria.

Proses tersebut menggunakan dokumen internal Honda Australia untuk menyatakan bahwa perusahaan tidak mengungkapkan rencananya untuk menghentikan sejumlah dealer resmi sebelum memperbarui perjanjian waralaba lima tahun mereka pada 2018.

Klaim tersebut menyatakan bahwa Astoria dan Tynan telah menderita kerugian dan kerusakan karena tidak dapat memperoleh uang dengan menjadi Dealer Honda resmi atau dealer suku cadang dan servis resmi Honda, atau kemampuan untuk menjual bisnis sebagai waralaba Honda.

Astoria dan Tynan berpendapat bahwa Honda telah melanggar Hukum Konsumen Australia dan melanggar Peraturan tentang Waralaba.

Dalam sebuah pernyataan, Honda Australia mengatakan "telah bekerja sama dengan penyelidikan ACCC atas masalah ini".

"Kami sedang meninjau gugatan oleh ACCC dan pada tahap ini kami tidak dapat berkomentar lebih lanjut tentang keadaan atau rincian tuduhan yang dibuat dealer tertentu," kata perusahaan itu.

Pada hari Rabu, Avis menyambut baik proses pengadilan yang diajukan ACCC terhadap Honda.

"Kami berpendapat bahwa cara Honda Australia memperlakukan kami dan dealer Honda lainnya adalah melanggar hukum," kata Avis.

"Kami adalah dealer Honda paling sukses di negara ini sebelum dihentikan oleh Honda Australia tanpa alasan yang sah. Dan, setelah dihentikan, Honda Australia berusaha menyesatkan pelanggan kami tentang kemampuan kami untuk terus memperbaiki kendaraan Honda mereka," katanya.

"

"Kita membutuhkan regulator yang kuat seperti ACCC untuk melindungi pengusaha Australia dari perilaku intimidasi yang dilakukan oleh perusahaan multinasional besar," katanya.

"

ACCC sedang menunggu keputusan, hukuman denda, dan biaya atas kasus ini.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari ABC News.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement