REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dunia telah mencatatkan lebih dari setengah miliar kasus Covid-19. Pandemi sudah membunuh sedikitnya enam juta orang di seluruh dunia.
Mengutip data John Hopkins University Coronavirus Resource Center pada Kamis (14/4/2022), saat ini jumlah kasus Covid-19 yang tercatat di seluruh dunia sudah mencapai 501.970.999. Sementara korban meninggal akibat pandemi sebanyak 6.190.360 jiwa.
Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia. Negeri Paman Sam memiliki 80,4 juta kasus dan lebih dari 986 ribu kematian.
Posisi kedua ditempati India dengan 43 juta kasus dan 522 ribu kematian. Urutan ketiga diisi Brasil dengan 30,2 juta kasus dan 662 ribu kematian. Prancis menduduki posisi keempat dengan 26,6 juta kasus dan 141 ribu kematian. Urutan lima negara teratas ditutup oleh Jerman dengan 23,2 juta kasus dan 133 ribu kematian.
Saat ini terdapat varian baru Covid-19, yakni BA.2. Varian tersebut diduga menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini di Shanghai, China serta rekor infeksi di Eropa. BA.2 disebut "varian siluman" karena sedikit lebih sulit dilacak dibandingkan jenis varian lainnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini varian BA.2 menyumbang 86 persen kasus di tingkat global. Kendati demikian, sejauh ini bukti memperlihatkan bahwa BA.2 tidak menimbulkan gejala parah pada penderitanya.
Menurut penghitungan Reuters, beberapa negara Eropa sudah melihat perlambatan peningkatan kasus baru. Namun Benua Biru masih melaporkan lebih dari satu juta kasus setiap dua hari.
Sementara di AS, infeksi baru Covid-19 sudah turun drastis setelah mencapai level rekor pada Januari lalu. Kendati demikian, peningkatan kasus di beberapa bagian Asia dan Eropa telah memicu kekhawatiran tentang gelombang infeksi baru dapat menghantam Negeri Paman Sam.
Para ilmuwan terus menekankan bahwa vaksin sangat penting untuk menghindari kehancuran akibat penyebaran Covid-19. Menurut data dari Our World in Data, sekitar 64,8 persen populasi dunia setidaknya telah menerima satu dosis vaksin. Kendati demikian, hanya 14,8 persen orang di negara-negara berpenghasilan rendah yang telah menerima satu dosis vaksin Covid-19.