Ahad 17 Apr 2022 19:47 WIB

Polisi Israel Tahan Sembilan Warga Palestina

Polisi Israel hadapi warga Palestina yang lemparkan kembang api di Yerusalem.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Polisi Israel mencoba membubarkan warga Palestina di Kota Tua Yerusalem, Ahad, 17 April 2022. Polisi Israel bentrok dengan warga Palestina di luar Masjid Al-Aqsa setelah polisi membersihkan warga Palestina dari kompleks yang luas untuk memfasilitasi kunjungan rutin orang Yahudi ke tempat suci dan menuduh warga Palestina menimbun batu untuk mengantisipasi kekerasan.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Polisi Israel mencoba membubarkan warga Palestina di Kota Tua Yerusalem, Ahad, 17 April 2022. Polisi Israel bentrok dengan warga Palestina di luar Masjid Al-Aqsa setelah polisi membersihkan warga Palestina dari kompleks yang luas untuk memfasilitasi kunjungan rutin orang Yahudi ke tempat suci dan menuduh warga Palestina menimbun batu untuk mengantisipasi kekerasan.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi anti huru hara Israel berhadapan dengan warga Palestina yang melemparkan kembang api di gang-gang Kota Tua Yerusalem pada Ahad (17/4/2022). Konfrontasi pada Ahad tidak terlalu keras, tetapi polisi Israel telah menangkap sembilan warga Palestina.

Polisi Israel mengatakan, beberapa penumpang di dua bus terluka ringan ketika orang-orang Palestina melemparkan batu yang menghancurkan jendela kendaraan. Kekerasan di kompleks masjid Al Aqsa, yang meletus pada Jumat (15/4/2022). 

Baca Juga

Kekerasan tersebut menimbulkan kekhawatiran terjadinya konflik yang lebih dalam di kompleks Masjid Al Aqsa. Karena Ramadhan bertepatan dengan festival Paskah Yahudi. Selain itu, umat ​​Kristen juga merayakan Paskah di Yerusalem pada Ahad.

Warga Palestina mengatakan, polisi Israel untuk sementara membatasi akses mereka ke kompleks Masjid Al Aqsa. Pembatasan ini bertujuan untuk memungkinkan orang-orang Yahudi mengunjungi situs tersebut dengan berjalan kaki di bawah penjagaan.  

"Kami melihat dua kelompok dari mereka, kami mulai bernyanyi dan pasukan (Israel) mencoba menahan saya," kata Abu Baker Shemi, seorang jamaah Muslim dari Acre, sebuah kota campuran Yahudi-Arab di Israel.

Polisi mengambil langkah-langkah untuk mencegah gangguan kunjungan jemaah oleh ratusan pengunjuk rasa. Ketegangan di Yerusalem membayangi perang 11 hari antara Israel dan militan Islam Hamas di Jalur Gaza pada Mei tahun lalu. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 250 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel.

Hamas mengatakan, serangan lanjutan terhadap jamaah akan menjadi bumerang bagi Israel. Sementara Otoritas Palestina mengatakan, peristiwa di kompleks Al Aqsa telah menyatukan warga Palestina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement