REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Israel menembak jatuh sebuah roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza pada Senin (18/4). Serangan pertama terjadi dalam beberapa bulan usai serangan polisi Israel kepada Muslim yang sedang melakukan ibadah di masjid al-Aqsa pada pekan lalu.
Menurut militer Israel, serangan roket ini dapat ditembak jatuh oleh pencegat Iron Dome. Serangan tersebut belum diklaim oleh faksi mana pun yang berada di Gaza. Meski sebelumnya Hamas telah memperingatkan pembalasan atas tindakan Israel di sekitar kompleks masjid al-Aqsa di Yerusalem.
Palestina menuduh Israel melanggar batas di area masjid al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan. Sedangkan Israel mengatakan pengunjuk rasa Palestina berusaha menunggangi ibadah dengan tujuan politik dan untuk mencegah kunjungan orang Yahudi yang merayakan Paskah.
Ketegangan yang sekarang terjadi pun semakin memperumit hubungan keamanan Israel dengan Yordania yang merupakan penjaga al-Aqsa dan memiliki mayoritas masyarakat Palestina di negaranya. Raja Yordania Abdullah II mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa kebijakan Israel sangat merusak peluang untuk berdamai dengan Palestina. Yordania juga memanggil pejabat duta besar Israel untuk memberikan teguran.
Sedangkan Perdana Menteri Yordania Bisher al-Khasawneh mengatakan kepada parlemen bahwasa dia memuji tindakan serangan balik atas tindakan pasukan Israel. "Saya harus memuji ... mereka yang melemparkan batu ke semua Zionis yang menodai masjid al-Aqsa dengan perlindungan pemerintah pendudukan Israel," katanya.
Menurut laporan petugas medis, sekitar 152 warga Palestina dan delapan polisi terluka di sekitar al-Aqsa selama konfrontasi pada pekan lalu. "Saya melihat dengan berat pernyataan yang menyalahkan Israel atas kekerasan yang kami alami. Beberapa mendorong pelemparan batu," kata Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
"Ini menjadi hadiah bagi para penghasut, Hamas yang paling utama, yang mencoba menyulut kekerasan di sini di Yerusalem," katanya.
Sumber: