Rabu 20 Apr 2022 16:05 WIB

Sekjen PBB Serukan Jeda Kemanusiaan Selama Empat Hari di Ukraina

Jeda kemanusiaan selama empat hari di Ukraina untuk merayakan Paskah Ortodoks.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan jeda kemanusiaan selama empat hari di Ukraina untuk merayakan Paskah Ortodoks
Foto: AP/John Minchillo
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan jeda kemanusiaan selama empat hari di Ukraina untuk merayakan Paskah Ortodoks

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan jeda kemanusiaan selama empat hari di Ukraina untuk merayakan Paskah Ortodoks. Jeda ini bertujuan untuk memungkinkan pembukaan koridor kemanusiaan.

"Saya menyerukan jeda kemanusiaan selama empat hari di Pekan Suci yang dimulai pada Kamis Putih dan berlangsung hingga Minggu Paskah, pada 24 April. Ini untuk memungkinkan pembukaan serangkaian koridor kemanusiaan," kata Guterres, dilansir Anadolu Agency, Rabu (20/4/2022).

Baca Juga

Guterres mengatakan, jeda itu akan memungkinkan perjalanan yang aman bagi semua warga sipil. Termasuk pengiriman bantuan kemanusiaan dengan aman kepada orang-orang di daerah yang paling parah terkena dampak seperti Mariupol, Kherson, Donetsk dan Luhansk.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa siap mengirimkan konvoi bantuan kemanusiaan selama periode ini ke lokasi-lokasi tersebut. Kami sedang mengajukan rencana terperinci kepada para pihak," ujar Guterres.

Pasukan Rusia melancarkan serangan besar-besaran pada Senin (18/4) di Ukraina timur. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, pada Selasa (19/4) mengatakan, Moskow memulai tahap baru operasi militer khusus di Ukraina. Lavrov memprediksi tahap baru operasi ini akan menjadi perkembangan yang signifikan.

"Tahap lebih lanjut dari operasi ini (di Ukraina timur) sedang dimulai, dan saya yakin ini akan menjadi momen yang sangat penting dari seluruh operasi khusus ini," kata Lavrov.

Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan, pasukan Rusia telah melancarkan serangan ofensif baru di sebagian besar sisi timur Ukraina pada Senin (18/4). Pertempuran di Donbas telah dimulai dan tentara Ukraina telah disiapkan untuk serangan terbaru itu, sejak pasukan Rusia menarik diri dari sekitar Kiev.

"Kami sekarang dapat mengatakan bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran di Donbas, yang telah lama mereka persiapkan," kata Zelenskyy.

Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan dalam komentar yang disiarkan televisi menyatakan pasukan Rusia sudah memulai fase aktif sejak Senin pagi. "Pagi ini, di hampir seluruh garis depan wilayah (timur) Donetsk, Luhansk dan Kharkiv, para penjajah berusaha menerobos pertahanan kami," katanya.

Rusia telah meningkatkan kekuatannya di timur Ukraina menggunakan pasukan yang ditarik keluar dari utara Ukraina dan Belarusia, yang merupakan sekutu dekat Rusia. Komando angkatan bersenjata Ukraina mengatakan, kekuatan militer utama Rusia sedang berkonsentrasi untuk menguasai seluruh wilayah Donetsk dan Luhansk yang membentuk petak tanah yang dikenal sebagai Donbas.

Sebelumnya pada 21 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pengakuan kedaulatan terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.  Rusia mengakui republik Donbass sesuai dengan konstitusi dalam batas-batas wilayah Donetsk dan Luhansk pada awal 2014.

Kemudian pada 24 Februari, Putin mengatakan bahwa, Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina. Operasi ini sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, untuk melindungi orang-orang yang telah menderita dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun.

Putin menekankan, Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina. Dia menegaskan, operasi itu ditujukan untuk denazifikasi dan demiliterisasi di Ukraina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement