REPUBLIKA.CO.ID,JERUSALEM -- Polisi Israel memblokir ratusan pemrotes sayap kanan Yahudi berbaris menuju Damascus Gate Yerusalem pada Rabu (20/4). Damascus Gate merupakan pintu masuk utama ke kawasan Muslim Old City.
Beberapa ratus pengunjuk rasa, menurut saksi mata, membawa bendera Israel mulai berbaris dari alun-alun dekat kota Yerusalem. Tindakan tersebut bertentangan dengan perintah polisi dan dikutuk oleh beberapa pemimpin Israel.
Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi untuk mencoba dan mencapai Damascus Gate. Menurut saksi mata, gerombolan itu dialihkan ke gerbang Old City lainnya setelah pasukan menghentikan mereka.
Penyelenggara mengatakan pawai itu adalah upaya untuk mengembalikan rasa aman ke jalan-jalan Yerusalem. Para pemimpin Israel mengatakan pawai itu adalah provokasi.
Sebelum pawai tersebut, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan, telah memerintahkan polisi untuk melarang anggota parlemen sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengunjungi Damascus Gate, mengikuti rekomendasi dari pejabat keamanan. "Saya tidak akan membiarkan provokasi politik Ben-Gvir membahayakan nyawa tentara dan polisi Israel," kata Bennett dalam sebuah pernyataan.
Hamas memperingatkan para pengunjuk rasa yang mendekati tempat suci ketiga bagi umat Islam. Kelompok yang menjalankan pemerintahan di Gaza ini mengatakan pemimpin pendudukan akan bertanggung jawab penuh atas konsekuensi dari tindakan berbahaya dan provokatif seperti itu.
Beberapa jam setelah pawai, menurut polisi Israel, sebuah roket diluncurkan dari Gaza menghantam Israel, menyebabkan kerusakan ringan pada sebuah rumah tetapi tidak ada korban luka. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan kedua dalam beberapa hari ini.
Old City terletak di Yerusalem Timur merupakan ibu kota negara masa depan yang diharapkan oleh orang-orang Palestina. Israel yang mencaplok Yerusalem Timur setelah merebut wilayah itu dalam perang pada 1967 dan tidak mendapat pengakuan internasional.
Sumber: