REPUBLIKA.CO.ID,AMMAN — Ketegangan antara Yordania dan Israel telah meletus dalam beberapa hari terakhir. Memburuknya hubungan kedua negara ini terjadi setelah serangan Israel terhadap jamaah di masjid Al-Aqsa Yerusalem.
Padahal sebelumnya hubungan keduanya telah membaik sejak Naftali Bennett menjadi perdana menteri Israel tahun lalu. Tetapi baru-baru ini, Amman telah menyatakan kemarahannya atas serangan berulang kali oleh pasukan Israel di situs paling suci ketiga dalam Islam.
Ratusan warga Palestina telah terluka dalam insiden pada Jumat (16/4/2022) lalu. Serta sebagian besar warga sipil Palestina lainnya ditangkap oleh pasukan Israel.
Yordania memanggil duta besar Israel untuk Amman ke kementerian luar negeri pada Senin (18/4/2022), ketika ia menyerahkan surat protes menuntut penghentian segera pelanggaran Israel.
Masjid Al-Aqsa yang merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam telah menghadapi serangan keamanan dan pemukim Israel berulang kali. Serangan itu memicu kecaman luas di dunia Muslim. Karena peristiwa ini pun telah menjadi kejadian tahunan selama bulan puasa Ramadhan.
Yordania menguasai Yerusalem Timur antara tahun 1948 dan 1967 dan keluarga kerajaan Hasyimiyah Yordania telah menjadi penjaga tempat-tempat suci di sektor pendudukan sejak 1924.
Pada Sabtu (16/4/2022), 76 anggota parlemen Yordania menandatangani permintaan tertulis yang mendesak pemerintah untuk menutup kedutaan besar Israel di Amman, memutuskan hubungan diplomatik, dan menangguhkan perjanjian bilateral dengan Israel.
“Amman ingin terus mengerahkan upaya untuk menjaga ketenangan di Tepi Barat dan Yerusalem, karena setiap eskalasi di wilayah Palestina dapat berdampak langsung pada keamanan di Yordania,” kata jurnalis Majid Touba dalam sebuah wawancara dikutip dari Alaraby, Kamis (21/4).
Serangan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa juga mengancam perwalian Hashemite atas situs-situs suci Yerusalem, yang dianggap sebagai "garis merah" oleh Yordania.
Kebijakan Israel juga dapat menimbulkan ancaman serius terhadap hubungannya dengan Yordania, yang mulai terlihat beberapa perbaikan setelah penggulingan Benjamin Netanyahu dari pemerintah pada tahun 2021.
Yordania secara resmi menjalin hubungan dengan Israel pada tahun 1994. Ini adalah negara Arab kedua yang melakukannya setelah Mesir, yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1979.
Sumber:
https://english.alaraby.co.uk/news/ties-between-jordan-israel-deteriorate-over-al-aqsa-raids