REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kremlin mengatakan Moskow masih menunggu respons Ukraina pada proposal tertulis terakhir Rusia dalam perundingan damai antara kedua negara. Rusia juga mempertanyakan alasan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak melihat dokumen tersebut.
Pada Rabu (20/4) kemarin Zelenskyy mengatakan ia belum melihat atau mendengar tentang dokumen yang Kremlin kirimkan.
"Saya ulangi lagi, sampai kemarin, formulasi kami, dalam fakta versi terbaru, kami telah menyerahkannya pada lawan kami, pada delegasi negosiasi Ukraina," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada wartawan, Kamis (21/4).
Peskov mengatakan Kremlin telah melihat komentar Zelenskyy mengenai dokumen tersebut. "Yang mana juga menimbulkan pertanyaan tertentu mengenai mengapa tidak ada yang melapor ke Presiden Zelenskyy mengenai teks versi kami," katanya.
Pernyataan dari kedua belah pihak menunjukkan jurang antara posisi masing-masing dan buruknya komunikasi mereka. Sementara invansi Rusia ke Ukraina sudah berlangsung selama delapan pekan. Moskow mengerahkan pasukan dan tank-tanknya. Perundingan langsung juga sudah digelar tiga pekan sejak 29 Maret lalu.
Pada 12 April Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perundingan mengalami kebuntuan. Kepala negosiator Ukraina mengatakan sulit memprediksi kapan perundingan kembali digelar maju karena kepungan Rusia di Mariupol dan apa yang menurutnya hasrat Rusia untuk memperkuat posisinya melalui serangan militer.
Rusia mengatakan mereka terpaksa menggelar "operasi khusus militer" untuk mendemiliterisasi dan mendenazifikasi Ukraina. Moskow mengaku melindungi pengguna bahasa Rusia dan "genosida". Kiev dan Barat mengatakan hal itu hanya alasan Rusia untuk melakukan invasi.
Moskow ingin Ukraina mengakui kekalahan Crimea yang mereka aneksasi pada tahun 2014 lalu dan di timur Donbas yang kini menjadi fokus serangan Rusia. Ukraina mengatakan tidak akan mengkompromikan kedaulatan dan integritas wilayahnya.