REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Kendaraan hias warna-warni dan penari flamboyan menghibur puluhan ribu orang yang berdesakan di Sambadrome yang ikonik di Rio de Janeiro. Brasil kembali menggelar perayaan karnaval yang tertunda beberapa tahun setelah pandemi menghentikan pertunjukan jalanan yang memukau itu.
Klub samba terbaik di Rio de Janeiro mulai memamerkan pertunjukan pada Jumat (22/4/2022) malam, yang merupakan malam pertama dari tontonan dua malam berturut dalam perayaan karnaval. Peserta dari akademi Imperatriz Leopoldinense Ketula Melo berpakaian sebagai dewa Iemanja agama Afro-Brasil, sangat senang bisa kembali ke Sambadrome.
"Dua tahun ini mengerikan. Sekarang kita bisa bahagia lagi," kata Melo saat melakukan pawai malam pertama dengan mengenakan kostum hitam putih yang terbuat dari cangkang yang hampir tidak menutupi tubuhnya.
Sambadrome Rio telah menjadi rumah bagi parade sejak 1980-an dan merupakan simbol perayaan Karnaval Brasil. Selama pandemi, wilayah ini menjadi tempat penampungan bagi lebih dari 400 orang tunawisma dan berfungsi sebagai stasiun vaksinasi.
Brasil mengkonfirmasi kasus pertama virus korona pada pertengahan Maret 2020, tepat setelah perayaan Karnaval tahun itu berakhir. Karnaval 2021 dengan cepat dibatalkan karena munculnya varian delta. Menurut Our World in Data, lebih dari 663.000 orang telah meninggal karena Covid-19 di Brasil, tertinggi kedua dari negara mana pun di dunia.
Seluruh komunitas berkumpul di sekitar akademi samba yang saling bersaing, yang pertunjukannya tidak hanya menjadi sumber kebanggaan tetapi juga pekerjaan. Persiapan karnaval ini membutuhkan penjahit yang tak terhitung jumlahnya, tukang las, perancang kostum, dan banyak lagi, termasuk pembuat lirik untuk lagu pawai dari akademi. Pandemi mengubah cara akademi samba ini hidup selama dua tahun.
Sao Paulo juga memulai parade Karnaval Jumat malam. Parade yang diadakan di dua kota ini biasanya berlangsung pada Februari atau Maret, tetapi walikota keduanya padaJanuari bersama-sama mengumumkan bahwa menunda Karnaval selama dua bulan karena kekhawatiran tentang proliferasi varian omikron.
Jumlah kasus dan kematian Covid-19 telah menurun sejak itu dan menurut laporan Kementerian Kesehatan Brasil, lebih dari tiga perempat orang Brasil telah divaksinasi penuh. Otoritas setempat telah mengizinkan pertandingan sepak bola dengan kehadiran penuh sejak Maret.
Pihak berwenang Rio mengatakan awal pekan ini, bahwa yang menghadiri pawai harus menunjukkan bukti vaksinasi. Namun, laporan media menunjukkan bahwa peserta tidak kesulitan mendapatkan tiket atau memasuki Sambadrome tanpa menunjukkan dokumen yang diperlukan.
Untuk bisa menikmati pertunjukan itu, tiket yang dijual sekitar 50 dolar AS dan kursi paling mahal dijual lebih dari 1,260 dolar AS. Pergi ke salah satu akademi samba untuk menikmati pertunjukan menghabiskan banyak biaya untuk turis, tetapi seringkali gratis untuk orang-orang yang terlibat dengan parade seperti Juciara do Nascimento Santos.
"Kami harus menjaga diri kami sendiri selama ini sehingga kami bisa berada di sini hari ini merayakan kehidupan," kata perempuan berusia 66 tahun yang telah berparade bersama Imperatriz Leopoldinense sejak 1984.
Kali ini Santos berada di bagian baianas, yang sering diperuntukkan bagi perempuan tertua. Banyak dari akademi samba ini melaporkan bahwa mereka kehilangan banyak baiana karena virus korona.
Bagi mereka yang tidak mau mengeluarkan uang untuk harga tiket masuk, ada pesta jalanan di seluruh Rio, meskipun Balai Kota menolak penyelenggaraan tersebut berlangsung. Beberapa penyelenggara tidak peduli, dengan alasan bahwa merayakan Karnaval tidak bergantung pada persetujuan pihak berwenang.
Sumber:
https://apnews.com/article/covid-travel-health-brazil-parades-4b60a46eac0fe4e4182bf5bd6d6d9908