REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Menteri Pengembangan Masyarakat Uni Emirat Arab, Hessa binti Essa Buhumaid, mengumumkan penyelesaian pencairan dana sebesar 340 juta dirham UEA atau setara Rp 1,3 triliun. Pencairan dana berdasarkan perintah Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Yang Mulia Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Seluruh dana itu akan disalurkan kepada para penerima bantuan sosial di banyak negara selama bulan suci Ramadhan 1443 H. Menteri Buhumaid pun mengapresiasi sikap mulia Sheikh Mohamed yang telah memberikan bantuan bulanan yang diberikan kepada penerima manfaat.
"Hal itu sebagai bagian dari bantuan sosial yang diberikan kepada semua kategori yang memenuhi syarat di seluruh negeri," tutur dia seperti dilansir Khaleej Times, Ahad (24/4).
Menteri Buhumaid juga menekankan, UEA berusaha untuk terus memberikan kehidupan yang layak kepada warga yang membutuhkan. "Arah kepemimpinan UEA menerjemahkan upaya kami untuk memberikan semua bentuk dukungan dan pemberdayaan untuk memastikan kehidupan yang layak bagi penerima manfaat dan semua lapisan masyarakat," katanya.
Buhumaid menjelaskan, bantuan keuangan itu telah ditransfer secara penuh kepada para penerima manfaat dalam waktu tiga hari kerja. Penyaluran bantuan ini juga berkoordinasi dengan semua otoritas lokal yang kompeten dan sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Undang-Undang Federal tentang bantuan sosial.
Sebelumnya diketahui bahwa kondisi Perekonomian UEA, menurut Dewan Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF), bersiap untuk pulih dari dampak krisis Covid-19. UEA dinilai bergerak cepat mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi dari pandemi. Pengujian dan tindakan pembatasan yang luas membantu membatasi penyebaran virus.
Pemulihan ekonomi UEA juga ditunjang kebijakan ekonomi makro dan rebound dalam pariwisata serta aktivitas domestik dalam Expo 2020 yang tertunda. Pertumbuhan PDB keseluruhan UEA diproyeksikan sebesar 2,2 persen pada 2021, didorong oleh pertumbuhan nonminyak sebesar 3,2 persen. Pertumbuhan PDB dari minyak riil diperkirakan mendekati nol pada tahun ini sebagaimana kesepakatan OPEC.
IMF menyampaikan, dalam jangka menengah, pertumbuhan diperkirakan akan meningkat berkat upaya reformasi struktural, peningkatan investasi asing, dan peningkatan produksi minyak. Defisit fiskal keseluruhan diproyeksikan menyempit menjadi 0,7 persen dari PDB pada 2021 dan bergeser menjadi surplus kecil pada 2024.