Pagi-pagi keesokan harinya pada 17 April, lebih dari 700 pemukim Israel memaksa masuk ke kompleks Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi yang ketat untuk merayakan liburan Paskah Yahudi (Pesach) selama sepekan. Ratusan pasukan khusus memasuki halaman masjid dan mulai menyerang warga Palestina dengan pentungan dalam upaya untuk memaksa mereka keluar. Ada juga laporan tentang granat kejut yang dikerahkan.
Di aula masjid, pasukan Israel menembakkan gas air mata ke jamaah dan mengurung mereka di dalam ruangan selama berjam-jam. Puluhan orang terjebak di dalam dan mereka yang menderita luka ringan tidak dapat dievakuasi. Palestine Red Crescent Society (PRCS) mengatakan petugas medisnya juga dilarang memasuki masjid untuk memberikan pertolongan pertama.
Orang-orang yang terperangkap di dalam aula memohon bantuan menggunakan pengeras suara, mendesak warga Palestina untuk datang dan melindungi masjid. Pasukan Israel dilaporkan mencoba mengakses ruang audio setelah itu untuk mematikan sistem suara, yang kemudian diperbaiki oleh sukarelawan masjid.
Shahwan mengungkapkan, insiden ini berlanjut ke hari-hari berikutnya ketika tentara Israel menangkap dan melukai ratusan jemaah termasuk pria lanjut usia, wanita dan anak-anak. Puluhan pasukan Israel terus menerus menyerbu Masjid Al-Aqsha menyerang dan memblokade jamaah Muslim di dalam aula sambil membuka jalan bagi pemukim Israel untuk memasuki tempat suci.
"Ribuan pasukan bersenjata lengkap dan tentara polisi selalu waspada untuk memberikan perlindungan maksimal kepada beberapa ekstremis Yahudi yang memiliki klaim palsu atas Temple Mount, rumah bagi Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu, sementara orang Palestina diperlakukan dengan kejam. Sejak 2003, Israel mengizinkan pemukim masuk ke kompleks itu hampir setiap hari," kata Shahwan.
Menurut Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina, hanya pada 2021, sekitar 34.562 pemukim Israel menyerbu kompleks Al-Aqsa. Selain itu, tahun lalu, pasukan Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa di bulan Ramadhan yang mengakibatkan perang 11 hari dengan Jalur Gaza yang terkepung.