REPUBLIKA.CO.ID, SYDMEY -- Ribuan orang berkumpul di seluruh Australia dan Selandia Baru pada Senin (25/4/2022) untuk menghormati personel militer kedua negara pada Hari Anzac. Kegiatan itu diwarnai dengan pemberian kehormatan bagi Ukraina --yang sedang berada di bawah invasi Rusia.
"Pada hari khusus ini, saat kita menghormati mereka yang berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaan kita, kita mendukung rakyat Ukraina yang melakukan hal yang sama pada saat ini," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Di seberang Laut Tasman, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan invasi Rusia ke Ukraina menunjukkan bahwa perdamaian tidak dapat diperoleh secara gratis."Di Selandia Baru kita mungkin merasakan jarak yang sangat jauh dari konflik ini, tapi kita semua terkait erat dengan apa yang terjadi dalam konflik ini," kata Ardern dalam pidatonya padaHari Anzac di Auckland.
Bendera Ukraina dikibarkan selama kebaktian fajar Hari Anzac di Museum Auckland. Orang-orang berkumpul mengikuti layanan fajar di seluruh Australia dan Selandia Baru pada Senin tanpa pembatasan pandemi. Perayaan tersebut dilangsungkan setelah pandemi Covid-19 membatalkan atau membatasi pertemuan dan peringatan publik dalam dua tahun terakhir.
Hari Anzac awalnya memperingati pertempuran berdarah di Semenanjung Gallipoli di Turki selama Perang Dunia Pertama.Pada 25 April 1915, ribuan tentara dari Korps Angkatan Darat Australia dan Selandia Baru (ANZAC) termasuk di antara pasukan Sekutu yang mendarat di pantai sempit Semenanjung Gallipoli, dalam pertempuran naas yang merenggut lebih dari 130 ribu nyawa.
"Beberapa tahun terakhir sangat sulit karena COVID-19," kata veteran angkatan laut Ray James, seperti dilaporkan ABC News."Saya sangat senang melihat kerumunan besar yang muncul hari ini."Sumber: Reuters